KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan peringkat idBBB kepada PT Asuransi Bhakti Bhayangkara (ABB) dengan prospek stabil. Pefindo menyebut, perusahaan asuransi dengan peringkat idBBB memiliki karakteristik keamanan keuangan yang memadai relatif dan kemungkinan akan terpengaruh oleh perubahan keadaan bisnis yang merugikan dibandingkan perusahaan asuransi lain dengan peringkat yang lebih tinggi. "Peringkat tersebut mencerminkan bisnis captive dari perusahaan dengan Polri, kebijakan investasi yang konservatif, dan rasio risk-based capital (RBC) yang tinggi," kata Pefindo, Kamis (26/8).
Namun, peringkat dibatasi oleh performa operasional yang terbatas, nominal ekuitas yang rendah, dan kompetisi yang ketat di bisnis non-captive. Peringkat dapat dinaikkan jika perusahaan dapat menunjukkan perbaikan yang konsisten pada posisi bisnis bersamaan dengan perbaikan yang signifikan pada performa operasional dan profil kualitas aset. Di sisi lain, peringkat dapat diturunkan jika posisi usaha perusahaan di industri mengalami penurunan signifikan terhadap kinerja operasional atau permodalan perusahaan. Baca Juga: Pefindo tegaskan kembali peringkat idAAA untuk obligasi IIF "Kami berpandangan bahwa pandemi Covid-19 berdampak moderat pada produksi bisnis baru di industri asuransi, terutama kelas bisnis yang terdampak langsung, seperti kendaraan bermotor, teknik, dan suretyship," jelas Pefindo. Pefindo menyebut, sektor properti juga terpengaruh pada tingkat yang lebih rendah, karena masih terdapat permintaan untuk pembaruan asuransi properti. Dampak Covid-19 yang signifikan pada bisnis tersebut dapat membatasi kemampuan perusahaan asuransi untuk mendapatkan bisnis baru dan memperbarui polis. "Hal ini dapat berdampak buruk pada profil keuangan mereka, terutama kinerja operasi dan likuiditas," jelasnya. Secara umum, Pefindo berharap bahwa perusahaan asuransi memiliki penyangga likuiditas yang cukup, karena mayoritas investasi perusahaan asuransi ditempatkan pada aset likuid. Oleh karena itu, Pefindo memperkirakan perusahaan dapat mengelola profil kredit karena posisi likuiditas yang memadai untuk menyelesaikan pembayaran klaim. Perusahaan akan mempertahankan posisi aset likuid yang cukup signifikan, terutama dalam bentuk deposito berjangka yang mencapai sekitar 70% dari total investasi, baik untuk keperluan bisnis timbal balik serta mengelola profil likuiditas terhadap potensi klaim. Pefindo berpandangan bahwa investasi di deposito seharusnya lebih stabil dibandingkan dengan pasar modal dalam kondisi pandemi saat ini. Baca Juga: Obligasi Panin Bank raih peringkat idAA dari Pefindo Pefindo juga mencatat, penurunan ekonomi akibat pandemi telah mengurangi pendapatan investasi dan produksi premi baru, terutama dari kelas bisnis yang terkena dampak langsung seperti kendaraan bermotor, kecelakaan diri, dan kargo laut.