Asuransi BUMN siapkan proteksi pertanian



JAKARTA. Setelah Undang-Undang (UU) Perlindungan dan Pemberdayaan Pemberdayaan Petani disahkan pada Selasa lalu (9/7), perusahaan jasa keuangan BUMN, termasuk asuransi, wajib memiliki unit khusus untuk sektor pertanian per Januari 2014. Tujuannya agar sektor pertanian semakin maju. Menindaklanjuti beleid itu, Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) akan mencari cara agar asuransi pertanian mendulang untung. Mereka ikut dalam pilot project asuransi pertanian, tapi merugi. Dengan premi Rp 300 juta, Jasindo harus membayar klaim Rp 540 juta selama Januari-Maret lalu. Jasindo menggandeng Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 ketika itu, untuk memproteksi kerugian panen akibat banjir, hama dan penyakit, kebakaran serta bencana. Meski merugi, Jasindo optimistis ada peluang untung. "Waktu itu kami hanya cover tiga lokasi sehingga belum menggambarkan seluruhnya," kata Sahata L. Tobing, Direktur Ritel Jasindo. Untuk mengurangi risiko, asuransi pertanian harus dilakukan lebih masif dengan proteksi kawasan bertahap. Risiko juga bisa dibagi lewat konsorsium dengan asuransi swasta, meski sepi peminat. Risiko yang lumayan besar membuat perusahaan swasta enggan menapaki sektor ini. Jagoan asuransi kredit kendaraan bermotor, Adira Isurance misalnya, mengaku belum berminat ikut terjun. "Skala bisnisnya besar. Jika ingin masuk, harus riset panjang," kata Indra Baruna, Presiden Direktur Adira Insurance.Berdasarkan hitungan pemerintah, ada 12 juta hektare lahan pertanian yang perlu diproteksi. Namun, jatah kawasan proteksi maupun tarif asuransi belum ditentukan. Sebelumnya, Jasindo memproteksi 80% kerugian panen, dan petani 20%. Askrindo juga berjanji lebih hati-hati memproteksi sektor pertanian. "Di masa lalu, rasio klaim sektor pertanian cukup tinggi," kata Widya T. Kuntarto, Direktur Keuangan Askrindo. Perusahaan harus jeli karena masa panen jangka pendek dan rentan terhadap perubahan musim. Askrindo sudah memiliki penanggungan risiko pertanian, mulai dari asuransi penjaminan kredit hingga penjaminan hasil produksi pertanian terkait suplai pupuk atau alat-alat tani. Untuk mengurangi risiko, Askrindo akan menganalisis kredit pertanian dari bank, memperkuat kolateral, dan co-insurance.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Sanny Cicilia