KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia (ACPI) menyampaikan bahwa keberadaan bullion bank dapat berkontribusi pada peningkatan pendapatan premi asuransi, terutama untuk produk Cash in Safe (CIS) dan Cash in Transit (CIT). 

Wakil Presiden Direktur ACPI Nico Prawiro mengatakan, meskipun sampat saat ini dampaknya belum terlihat secara signifikan, namun perusahaan menilai bullion bank akan membuka peluang bisnis yang positif bagi industri asuransi.

“Ini sangat bagus karena pasti akan menambah pendapatan premi asuransi, meskipun saat ini kontribusinya terhadap total perolehan premi kami masih kecil,” ujar Nico kepada Kontan, Jumat (14/3).

Haji Robert Gandeng Universitas Binawan Buka Jalan Global Bagi Anak Yatim Piatu

Baca Juga: Ini Lini Usaha Andalan Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia

Nico mengungkapkan, sampai saat ini ACPI telah bekerja sama dengan beberapa bank untuk menyediakan perlindungan asuransi bagi produk CIS dan CIT mereka. 

Sebagai informasi, belum lama ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan bahwa produk asuransi untuk mendukung usaha bullion sudah tersedia di Indonesia.  

Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono mengatakan, perlindungan asuransi ini mencakup penyimpanan emas dan logam mulia (cash in safe) serta perlindungan saat dalam perjalanan (cash in transit).

Baca Juga: OJK Resmi Tawarkan Produk Asuransi Bullion, Asuransi Jasindo Sambut Positif

Kedua jenis perlindungan tersebut termasuk dalam kategori asuransi aneka yang tersedia di industri perusahaan asuransi umum.

"Asuransi bullion ini mencakup perlindungan terhadap emas dan logam mulia, baik saat disimpan maupun ketika dalam perjalanan," ujarnya dalam lembar jawaban tertulis RDK OJK, Kamis (13/3).

Lebih lanjut, OJK menyatakan terdapat pula asuransi kebongkaran yang memberikan perlindungan bagi nasabah dari risiko pembobolan atau pencurian terhadap penyimpanan emas dan logam mulia. 

Baca Juga: Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia Targetkan Premi Tumbuh 15% pada 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News