Asuransi Cakrawala membidik premi asuransi properti Rp 350 miliar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah ketidakpastian ekonomi akibat Covid-19, PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia (ACPI) masih berharap bisnis asuransi properti tumbuh tahun ini. 

"Kami berharap paling tidak bisa mencapai target premi yang telah kami tetapkan atau minimal sama seperti tahun lalu. Minimal mencapai Rp 350 miliar," kata Wakil Presiden Direktur Asuransi Cakrawala Nicolaus Prawiro, Sabtu (12/9). 

Guna mencapai target tersebut, perusahaan secara agresif bekerja sama dengan broker, agen serta melakukan penjualan secara digital. Menurutnya, pemasaran secara digital membaik tiap bulan. "Memang dari bulan ke bulan, grafik menunjukkan kenaikan positif meski masih sangat kecil kontribusinya terhadap bisnis secara keseluruhan," kata Nicolaus. 


Hingga saat ini, asuransi properti berkontribusi sekitar 40% dari total premi. Sementara kanal pemasaran terbesar dari perusahaan pembiayaan yang berkontribusi sekitar 45%. "Kontribusi terbesar dari perusahaan pembiayaan. Untuk broker dan agen masih kecil," ungkapnya. 

Industri Asuransi Properti

Hampir semua lini bisnis asuransi umum tertekan selama pandemi Covid-19. Begitu juga lini bisnis asuransi properti yang turun signifikan selama paruh pertama tahun ini. Penurunan bisnis asuransi properti sejalan dengan indeks pasokan properti komersial yang menunjukkan perlambatan pada triwulan II 2020. 

Baca Juga: Begini strategi Asuransi Bintang menjaga arus kas di masa pandemi

"Pertumbuhan indeks pasokan properti komersial sebesar 0,01% jika dibandingkan setahun sebelumnya atau lebih rendah dibandingkan 0,04% pada triwulan sebelumnya dan 3,26% pada triwulan yang sama tahun lalu," kata Ketua Bidang Statistik, Riset, Analisis Teknologi Informasi (TI) dan Aktuaria AAUI Trinita Situmeang.

Perlambatan pasokan terjadi baik pada kategori properti sewa maupun jual. Pada kategori properti sewa, penurunan utama terjadi pada segmen hotel dan ritel sewa karena penerapan pembatasan aktivitas akibat pandemi Covid-19. Kondisi tersebut berdampak pada penutupan sementara beberapa hotel karena tingginya biaya operasional.

Penurunan pasokan juga terjadi pada segmen ritel akibat penutupan sementara sejumlah pusat ritel di beberapa daerah seiring dengan penerapan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Penutupan tersebut menyebabkan tenant tidak memperpanjang atau memutus kontrak sewanya.

Properti kategori jual juga sempoyongan. Perlambatan pasokan terjadi pada segmen perkantoran jual atau strata dan lahan industri.

Selanjutnya: Ini strategi Jasindo dongkrak bisnis asuransi properti

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .