JAKARTA. PT Chartis Insurance Indonesia (Chartis) hanya berani mengincar pertumbuhan premi 20% tahun ini. Yakni dari Rp 840 miliar di 2009 menjadi Rp 1 triliun. Wakil Presiden Direktur Chartis Swandi Kendy mengungkapkan, premi asuransi di sektor energi, terutama pembangkit tenaga listrik untuk korporasi dan pabrik menjadi kontributor terbesar penerimaan premi mereka. Selain premi asuransi kesehatan, properti, dan perjalanan. Swandi membeberkan alasan kenapa Chartis tidak bisa mematok pertumbuhan lebih tinggi. Pertama, penerimaan premi terbesar masih mengandalkan sektor energi. Padahal korporasi atau pabrik yang menjadi tertanggung Chartis untuk polis ini belum terlalu banyak. "Soalnya nilai jaminannya sangat besar,” katanya.
Asuransi Chartis Hanya Patok Pertumbuhan Premi 20%
JAKARTA. PT Chartis Insurance Indonesia (Chartis) hanya berani mengincar pertumbuhan premi 20% tahun ini. Yakni dari Rp 840 miliar di 2009 menjadi Rp 1 triliun. Wakil Presiden Direktur Chartis Swandi Kendy mengungkapkan, premi asuransi di sektor energi, terutama pembangkit tenaga listrik untuk korporasi dan pabrik menjadi kontributor terbesar penerimaan premi mereka. Selain premi asuransi kesehatan, properti, dan perjalanan. Swandi membeberkan alasan kenapa Chartis tidak bisa mematok pertumbuhan lebih tinggi. Pertama, penerimaan premi terbesar masih mengandalkan sektor energi. Padahal korporasi atau pabrik yang menjadi tertanggung Chartis untuk polis ini belum terlalu banyak. "Soalnya nilai jaminannya sangat besar,” katanya.