JAKARTA. Desakan regulator agar perbankan menerapkan suku bunga kredit satu digit bakal memaksa investor korporasi untuk memutar otak. Pasalnya, selama ini investor lembaga keuangan semisal perusahaan asuransi dan dana pensiun (dapen) masih mengandalkan keranjang deposito perbankan untuk meraih imbal hasil investasi. Dengan karakteristik liabilitas jangka pendek, instrumen deposito menjadi langganan perusahaan asuransi, terutama asuransi umum dalam menyimpan uang. Sifatnya yang likuid menjadi pertimbangan utama saat sewaktu-waktu klaim dari nasabah asuransi datang. Begitu pentingnya deposito bagi perusahaan asuransi umum terlihat dari data terakhir Otoritas Jasa keuangan (OJK). Per September 2016, dari total dana investasi yang mencapai Rp 60 triliun, sebesar 41,3% masih diparkir di deposito perbankan.
Asuransi dan dapen melirik pasar modal
JAKARTA. Desakan regulator agar perbankan menerapkan suku bunga kredit satu digit bakal memaksa investor korporasi untuk memutar otak. Pasalnya, selama ini investor lembaga keuangan semisal perusahaan asuransi dan dana pensiun (dapen) masih mengandalkan keranjang deposito perbankan untuk meraih imbal hasil investasi. Dengan karakteristik liabilitas jangka pendek, instrumen deposito menjadi langganan perusahaan asuransi, terutama asuransi umum dalam menyimpan uang. Sifatnya yang likuid menjadi pertimbangan utama saat sewaktu-waktu klaim dari nasabah asuransi datang. Begitu pentingnya deposito bagi perusahaan asuransi umum terlihat dari data terakhir Otoritas Jasa keuangan (OJK). Per September 2016, dari total dana investasi yang mencapai Rp 60 triliun, sebesar 41,3% masih diparkir di deposito perbankan.