KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan asuransi, PT Asuransi Digital Bersama (ADB) berencana untuk melantai di Bursa Efek Indonesia melalui penawaran umum saham perdana alias Initial Public Offering (IPO). Calon emiten yang akan menggunakan kode saham YOII ini menetapkan harga IPO di Rp 100-Rp 110. Asuransi Digital Bersama akan melepas sebanyak-banyaknya 412.087.500 lembar saham atau mewakili maksimal 12,03% dari jumlah seluruh modal ditempatkan. Dengan begitu, perusahaan akan menerima dana segar sebanyak-banyaknya sebesar Rp 45,32 miliar.
Baca Juga: Tetapkan Harga Penawaran Rp 100-Rp 110, Catat Tanggal IPO Asuransi Digital Bersama Sekretaris Perusahaan Asuransi Digital Bersama Rahmat Dwiyanto menyampaikan, optimisme terhadap prospek kinerja perusahaan pada tahun depan. Hal ini didukung oleh target ekonomi makro yang positif serta berbagai inisiatif Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk meningkatkan penetrasi asuransi di Indonesia. "Tahun depan perusahaan menargetkan pertumbuhan 50% dari pendapatan premi tahunan 2024 dan perusahaan menilai proyeksi ini masih cukup moderat," kata Rahmat kepada Kontan, Selasa (10/12). Untuk mencapai target tersebut, Asuransi Digital Bersama akan berfokus kepada asuransi bite size sesuai dengan kebutuhan gaya hidup masyarakat. "Untuk saat ini, yang masih dalam prospek adalah asuransi perjalanan, gadget dan lain-lainnya," ujar Rahmat. Selain itu, Rahmat menerangkan proyeksi pendapatan dari premi hingga tutup akhir tahun 2024 mencapai sekitar Rp 300 miliar.
Dana IPO
Diberitakan sebelumnya, Direktur Utama PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII) Adi Wibowo Adisaputro mengatakan pihaknya optimistis saat ini menjadi waktu yang tepat untuk melenggang di Bursa Efek Indonesia. "Cukup optimistis, karena kami memiliki sesuatu yang berbeda yang harusnya cukup menarik," kata Adi dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (10/12).
Baca Juga: Segera IPO, Asuransi Digital Bersama Incar Dana Segar Rp 45,32 Miliar Seluruh dana yang diperoleh dari hasil penjualan saham yang ditawarkan melalui IPO, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja dalam rangka memperkuat struktur permodalan perseroan. Adi merinci sekitar 80% akan dipergunakan untuk biaya marketing untuk mendukung strategi usaha, distribusi produk, dan brand awareness perusahaan. Sisanya sekitar 20% akan dipergunakan untuk pengembangan aplikasi atau insurance wallet beserta infrastruktur penunjang seperti data center, web hosting, system security, dan penggunaan kecerdasan buatan (AI), serta pengembangan sumber daya manusia di mana di dalamnya terdapat biaya perekrutan karyawan baru untuk teknologi informasi, teknis, dan operasional. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi