Asuransi dinilai memiliki peran penting di tengah pandemi



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pandemi covid-19 membuat sebagian masyarakat beranggapan terlambat untuk melakukan investasi. Selain perekonomian yang tidak stabil, hal lainnya dikarenakan kondisi finansial yang tidak mendukung.

Menanggapi hal itu, Co-Founder & Lead Advisor Halofina Eko Pratomo mengatakan, anggapan itu dikarenakan sampai saat ini investasi masih di lakukan oleh masyarakat yang berpenghasilan tinggi. Oleh karenanya, pemahaman masyarakat perlu di tingkatkan agar minat terhadap investasi bisa lebih tinggi.

Baca Juga: Kinerja unitlink pendapatan tetap lebih oke dibandingkan unitlink saham


“Saat ini, inklusi keuangan di bank sudah cukup baik, terbukti dengan tingginya kepemilikan rekening. Sayangnya, penggunaan instrumen lain seperti asuransi dan investasi, itu relatif rendah di banding negara tetangga,” ujar Eko dalam virtual conference Rabu, (3/6).

Lanjut ia, saat ini fenomena masyarakat cenderung menyukai hal yang instan, daripada merencanakan jangka panjang. Oleh karenanya, tak sedikit dari masyarakat yang beranggapan investasi merupakan hal yang tidak di pentingkan. Terlebih, dalam prosesnya membutuhkan waktu yang panjang.

“Hal ini tentu menjadi tantangan bagi masyarakat, karena berpotensi untuk memiliki banyak hutang. Kebiasaan masyarakat yang cenderung konsumtif juga mempengaruhi kondisi keuangan. Sehingga jika ada keperluan yang mendesak seringkali dana lain yang digunakan,” tambahnya.

CEO PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia Edy Tuhirman menyebutkan, asuransi turut dinilai penting karena melalui asuransi masyarakat bisa mendapatkan perlindungan sekaligus melakukan investasi. Ia menyebutkan, situasi dapat berubah dan mengharuskan masyarakat untuk siap menghadapi situasi tertentu. Oleh karena itu, asuransi memiliki peran untuk memberikan proteksi kepada nasabah.

Baca Juga: Lewat SKB, Kemenkeu dan OJK siap keluarkan skema bank jangkar

Edy bilang, adapun langkah yang dapat dilakukan untuk memilih asuransi ialah kenali masing-masing perusahaan asuransi serta ketahui kebutuhan yang dimiliki. “Asuransi itu merupakan bentuk investasi, sehingga penting bagi setiap orang memilikinya,” kata Edy.

Ia menegaskan, nantinya apabila masyarakat telah memiliki asuransi, maka alokasikan pula dana untuk membayar premi, Edy menyebutkan, hal ini bertujuan agar asuransi dapat aktif dan digunakan sesuai dengan kebutuhan. “Jadi, rincian keuangannya itu maksimal 35% untuk membayar cicilan, 10% - 30% untuk investasi, sedangkan 10% - 20% di alokasikan untuk lifestyle,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .