Asuransi jiwa bukukan pendapatan Rp 167,76 triliun



JAKARTA. Industri asuransi jiwa membukukan kinerja kinclong di sepanjang tahun lalu. Total pendapatan industri ini tercatat tumbuh 33,3% dari Rp 125,82 triliun di 2013 menjadi Rp 167,76 triliun di 2014.

Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), kontribusi terbesar dalam pertumbuhan positif pendapatan industri berasal dari pendapatan hasil investasi. Hasil investasi industri asuransi jiwa melesat 458,2%, yaitu dari Rp 7,32 triliun pada akhir tahun 2013 menjadi Rp 40,84 triliun pada akhir tahun lalu.

Hendrisman Rahim, Ketua Umum AAJI mengungkapkan, pertumbuhan hasil investasi ini ditopang oleh membaiknya iklim investasi di tahun lalu yang didukung oleh fundamental dalam negeri yang baik, terutama setelah lancarnya penyelenggaraan pemilu dan berkurangnya sentimen negatif dari luar negeri. 


Selain itu, industri melakukan diversifikasi investasi untuk mengoptimalkan return dan menekan risiko "Alokasi investasi pada instrumen obligasi menurun karena return-nya lebih rendah jika dibandingkan dengan deposito dan ekuitas. Porsi investasi di instrumen saham meningkat 1,4% menjadi 27,5% dari alokasi tahun sebelumnya," ujarnya, Kamis (19/3).

Sementara, instrumen reksadana menggemuk 1,2% atau menjadi 30,4% dari total penempatan dana investasi industri asuransi jiwa. Adapun, jumlah investasi saham dan reksadana masing-masing tercatat tumbuh 33,6% dan 32,2% atau menjadi Rp 87,62 triliun dan Rp 97,00 triliun dari jumlah investasi industri asuransi jiwa yang sebesar Rp 318,87 triliun.

Secara keseluruhan, jumlah investasi ini meningkat 26,8% dari posisi tahun 2013 silam, yakni Rp 251,49 triliun. Dari sisi jumlah, reksadana dan saham menjadi dua instrumen investasi teratas. Diikuti time deposit Rp 52,71 dengan return 46,7%, dan obligasi Rp 69,14 triliun dengan return, serta penyertaan langsung Rp 3,33 triliun.

Faktor lain yang mendongkrak kenaikan total pendapatan industri asuransi jiwa, kata Hendrisman, adalah total pendapatan premi. Memang sih, premi bisnis barunya menyusut 2,4%. Namun, premi lanjutannya meningkat 22,2%. "Walhasil, total pendapatan preminya masih tercatat tumbuh 6,7%," terang dia.

Pendapatan yang berasal dari klaim asuransi mencapai Rp 2,53 triliun atau naik 19,4% ketimbang tahun sebelumnya, yakni Rp 2,12 triliun. Sedangkan, pendapatan lainnya berkontribusi sebesar Rp 2,78 triliun terhadap total pendapatan. Pendapatan lainnya tersebut terkerek 13,2% dari hanya Rp 2,45 triliun pada tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan