Asuransi jiwa gemar investasi di saham, reksadana



JAKARTA. Dalam tempo enam bulan pertama 2017, industri asuransi jiwa mencatatkan kenaikan dana investasi sebesar 10,3% dari posisi akhir tahun lalu. Investasi berbasis ekuitas menjadi salah satu instrumen yang diincar.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, per bulan Juni ini dana investasi dari pelaku usaha asuransi jiwa tercatat sebesar Rp 378,89 triliun. Dari angka tersebut, sebesar Rp 106,53 triliun alias setara 28,11% diantaranya disimpan di keranjang reksadana.

Porsi dana yang di parkir di instrumen ini meningkat dari posisi pada penghujung 2016 yang sebanyak 26,33%.


Sementara itu, porsi saham mengalami peningkatan tipis. Yakni dari 32,5% di Desember 2016 menjadi 32,57% di posisi Juni tahun ini.

Ketua Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim menyebut peningkatan investasi di instrumen berbasis ekuitas ini diantaranya didorong oleh penurunan harga saham yang sempat terjadi di awal tahun ini. "Sehingga banyak yang masuk saat harga rendah," katanya baru-baru ini.

Sementara di sisi lain, pelaku usaha masih optimis secara jangka panjang keranjang reksa dana dan saham masih punya prospek yang bagus. Makanya, penambahan porsi di instrumen seperti ini menjadi pilihan.

Selain di kedua keranjang tersebut, pelaku usaha asuransi jiwa juga menempatkan dananya di sejumlah tempat lain. Misalnya porsi sebesar 16,17% disimpan di keranjang surat berharga negara.

Kemudian porsi dari deposito dan obligasi korporasi masing-masing tercatat sebesar 10,32% dan 8,38%. Sementara sisanya disimpan di sejumlah instrumen lain. Mulai dari penyertaan langsung, tanah dan bangunan, hingga surat berharga yang diterbitkan negara lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia