Asuransi jiwa incar pertumbuhan premi 20% - 30%



JAKARTA. Industri asuransi jiwa boleh gigit jari melihat pencapaiannya di sepanjang tahun lalu. Salah satu indikator, yaitu pertumbuhan pendapatan preminya yang cuma 5,8% dari Rp 107,73 triliun di 2012 silam menjadi Rp 113,93 triliun di akhir tahun lalu. Kendati begitu, industri asuransi jiwa tetap optimis meraih pertumbuhan pendapatan premi 20% - 30% hingga penghujung tahun nanti.

Hendrisman Rahim, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menuturkan alasannya. Pertama, premi lanjutannya terus bertumbuh mencapai 29% menjadi Rp 42,2 triliun. Premi lanjutan tersebut diprediksi tumbuh lebih kencang lagi, mengingat peningkatan jumlah nasabah yang kentara. Yakni, dari 45,77 juta jiwa di 2012 menjadi 88,13 juta jiwa di akhir tahun lalu.

Kedua, iklim investasi tahun ini diperkirakan lebih cerah, tercermin dari penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) sejak awal tahun. “Meski indeks saat ini masih cukup volatile (bergejolak),” ujarnya, Kamis (13/3).


Faktor lainnya, asosiasi terus menambah tenaga pemasar. Tenaga pemasar ini merupakan unsur penting dalam meningkatkan industri asuransi jiwa. Tengok saja, kontribusi kanal distribusi keagenan masih mendominasi sebanyak 45,5%, tertinggi setelah bancassurance (pemasaran produk asuransi jiwa melalui kerja sama dengan perbankan) 37,1% dan jalur distribusi alternatif 17,4%.

Saat ini, Hendrisman menambahkan, jumlah tenaga pemasar (agen) sudah mencapai 71% dari target 500.000 agen di akhir tahun 2015 mendatang. “Kami optimistis, tenaga pemasar bisa tembus 540.000 orang hingga akhir tahun 2015. Optimisme ini didukung oleh rata-rata pertumbuhan agen dalam tiga tahun terakhir yang mencapai 23,1%,” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia