JAKARTA. Industri asuransi jiwa boleh gigit jari melihat pencapaiannya di sepanjang tahun lalu. Salah satu indikator, yaitu pertumbuhan pendapatan preminya yang cuma 5,8% dari Rp 107,73 triliun di 2012 silam menjadi Rp 113,93 triliun di akhir tahun lalu. Kendati begitu, industri asuransi jiwa tetap optimis meraih pertumbuhan pendapatan premi 20% - 30% hingga penghujung tahun nanti. Hendrisman Rahim, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menuturkan alasannya. Pertama, premi lanjutannya terus bertumbuh mencapai 29% menjadi Rp 42,2 triliun. Premi lanjutan tersebut diprediksi tumbuh lebih kencang lagi, mengingat peningkatan jumlah nasabah yang kentara. Yakni, dari 45,77 juta jiwa di 2012 menjadi 88,13 juta jiwa di akhir tahun lalu. Kedua, iklim investasi tahun ini diperkirakan lebih cerah, tercermin dari penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) sejak awal tahun. “Meski indeks saat ini masih cukup volatile (bergejolak),” ujarnya, Kamis (13/3).
Asuransi jiwa incar pertumbuhan premi 20% - 30%
JAKARTA. Industri asuransi jiwa boleh gigit jari melihat pencapaiannya di sepanjang tahun lalu. Salah satu indikator, yaitu pertumbuhan pendapatan preminya yang cuma 5,8% dari Rp 107,73 triliun di 2012 silam menjadi Rp 113,93 triliun di akhir tahun lalu. Kendati begitu, industri asuransi jiwa tetap optimis meraih pertumbuhan pendapatan premi 20% - 30% hingga penghujung tahun nanti. Hendrisman Rahim, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menuturkan alasannya. Pertama, premi lanjutannya terus bertumbuh mencapai 29% menjadi Rp 42,2 triliun. Premi lanjutan tersebut diprediksi tumbuh lebih kencang lagi, mengingat peningkatan jumlah nasabah yang kentara. Yakni, dari 45,77 juta jiwa di 2012 menjadi 88,13 juta jiwa di akhir tahun lalu. Kedua, iklim investasi tahun ini diperkirakan lebih cerah, tercermin dari penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) sejak awal tahun. “Meski indeks saat ini masih cukup volatile (bergejolak),” ujarnya, Kamis (13/3).