KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rata-rata
return atau imbal hasil unitlink saham terkontraksi 3,32% per Mei 2024. Data Infovesta mencatat, kinerja unitlink saham tercatat paling negatif di antara jenis lain. Bahkan, mayoritas produk unitlink saham beberapa perusahaan asuransi juga terlihat terkontraksi cukup dalam. Meskipun demikian, sejumlah perusahaan asuransi jiwa memproyeksikan unitlink saham masih berpotensi mencatatkan kinerja positif ke depannya. Salah satunya diungkapkan oleh PT Tokio Marine Life Insurance Indonesia.
Mengenai prospek ke depan, Head of Investment Tokio Marine Life Insurance Indonesia
, Cholil Ridwan mengatakan kinerja unitlink saham masih akan berpotensi mencatatkan kinerja positif. Dia bilang sejumlah faktor akan menjadi pemicu kinerja unitlink saham. Cholil melihat unitlink saham salah satunya akan terpengaruh dari kinerja pasar saham tahun ini, terutama IHSG. Dia menyebut kinerja pasar saham akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk kepastian waktu pemotongan suku bunga The Fed, stabilitas rupiah, dan valuasi saham.
Baca Juga: MSIG Life Jelaskan Penyebab Return Produk Unitlink Saham Terkontraksi Jika The Fed mulai memangkas suku bunga acuannya tahun ini, Cholil berpendapat tentunya akan memberikan sentimen positif bagi pasar saham negara berkembang, termasuk Indonesia.
"Sebab, dana-dana yang sebelumnya ditempatkan di pasar Amerika Serikat akan perlahan kembali ke pasar negara berkembang. Kami yakin bahwa dengan kondisi tersebut, prospek unitlink saham, khususnya produk TM Equity Optima Fund, akan lebih positif ke depannya," katanya kepada Kontan, Kamis (27/6).
Senada dengan Tokio Marine Life, PT Zurich Topas Life juga menyatakan unitlink saham masih berpotensi untuk berkinerja positif ke depannya. Meksipun demikian, Chief Financial Officer Zurich Topas Life
, Fred Chan mengatakan prospek unitlink saham akan tetap dipengaruhi oleh perkembangan situasi domestik dan global. Dia bilang faktor global, seperti tensi geopolitik Timur Tengah, ketidakpastian kebijakan suku bunga The Fed, dan pertumbuhan ekonomi negara maju, diperkirakan terus menciptakan volatilitas pasar modal.
Sementara itu, faktor dari domestik, Fred mengatakan kelancaran transisi ke pemerintahan baru, termasuk keberlanjutan proyek pembangunan yang sudah berjalan, pergerakan nilai tukar Rupiah, dan kebijakan suku bunga Bank Indonesia, akan menjadi penopang pergerakan pasar modal.
"Secara umum, investasi di emiten yang memiliki fundamental solid, kredibilitas yang baik, dan kondisi keuangan yang sehat, berpotensi memiliki kinerja yang relatif stabil di tengah ketidakpastian perekonomian dan pasar modal," ujarnya kepada Kontan, Sabtu (29/6).
Baca Juga: Return Produk Unitlink Saham Terkontraksi, Ini Penjelasan Zurich Topas Life Fred mengatakan dengan mempertimbangkan investment horizon unitlink sebagai investasi untuk jangka panjang, diversifikasi saat menetapkan alokasi investasi juga perlu dicermati. Lebih lanjut, dia menerangkan volatilitas pasar menciptakan peluang investasi, tetapi tentu saja harus tetap memperhatikan toleransi risiko nasabah dan menerapkan prinsip kehati-hatian.
Setali tiga uang, PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia) juga memperkirakan unitlink masih berpotensi mencetak kinerja positif ke depannya.
Chief Marketing Officer Generali Indonesia, Vivin Arbianti Gautama berpendapat kinerja unitlink saham masih sangat baik, terutama pada periode transisi pemerintahan yang terpilih telah berjalan. "Selain itu, dipicu juga suku bunga acuan Bank Indonesia yang mulai diturunkan seiring penurunan bunga The Fed," ungkapnya kepada Kontan, Kamis (27/6).
Selain unitlink saham, Infovesta mencatat rata-rata
return unitlink campuran juga terkontraksi 1,71%. Sementara itu, unitlink pendapatan tetap mencetak rata-rata imbal hasil positif per Mei 2024 sebesar 0,05%. Begitu juga dengan unitlink berjenis pasar uang yang memberikan rata-rata imbal hasil tertinggi dibanding jenis lain, yaitu sebesar 1,29% per Mei 2024. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih