KONTAN.CO.ID - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberi kelonggaran dalam perhitungan kewajiban investasi di surat utang negara (SUN). Kini, instrumen obligasi, efek beragun aset (EBA), dan reksadana penyertaan terbatas (RDPT) bisa dipakai untuk menghitung porsi investasi di obligasi pemerintah. Ketua Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim bilang, secara umum porsi investasi industri asuransi jiwa di SUN masih 15%. "Tapi itu kan rata-rata, ada yang sudah mencapai 30% ada yang belum," kata dia.
Hal ini tak lepas dari kemampuan tiap perusahaan. Ada beberapa hal yang menjadi tantangan dalam menggenjot investasi di SUN. Seperti soal suplai hingga harga. Sementara upaya menyerap obligasi BUMN untuk keperluan infrastruktur juga tak mudah. Termasuk karena suplai yang bisa didapat.
Menyambut positif PT Asuransi Binagriya Upakara mengaku tidak akan memanfaatkan relaksasi tersebut. Sebab, menurut Direktur Utama Binagriya Dadang Sukresna, porsi investasi mereka di SUN sudah melewati batas minimal. Sebagai pemain asuransi umum, perusahaan ini harus mengalokasikan 20% dari total dana investasi di SUN. "Saat ini porsinya sudah hampir mencapai 25%," kata Dadang, Senin (4/9). Dia beralasan, selama ini Binagriya banyak menempatkan dana di instrumen jangka panjang sesuai dengan sebagian liabilitas Binagriya. Misal asuransi properti terkait KPR. Instrumen obligasi pemerintah sebagai salah satu instrumen jangka panjang yang paling aman. Dadang menyebut, pihaknya menggunakan relaksasi perhitungan obligasi BUMN untuk keperluan infrastruktur. "Saya lupa porsinya tapi kami gunakan obligasi korporasi dalam perhitungan," ungkap dia. Binagriya sudah pernah menyimpan dana di EBA tapi nilainya masih mini.
Direktur PT Asuransi Jiwasraya Hary Prasetyo menyambut positif relaksasi ini. Maka dia bilang, Jiwasraya akan mempertimbangkan peluang memaksimalkan relaksasi ini. Selama ini, Jiwasraya mengakui ada beberapa perhatian penetrasi di obligasi pemerintah. Diantaranya harga,
yield yang didapat hingga ketersediaan obligasi pemerintah yang bisa didapat pelaku usaha di pasar. "Sehingga memang bisa jadi alternatif bagi kami," kata dia, Senin (4/9). Saat ini, Jiwasraya baru memenuhi 20% dalam pemenuhan porsi investasi di SUN. Meski ada peluang berinvestasi di beberapa instrumen baru, Jiwasraya tetap harus memperhatikan risiko dan profil premi yang dimiliki. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dessy Rosalina