Asuransi kendaraan terdongkrak pertumbuhan ekonomi dan komoditas



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri asuransi umum diramal bisa menorehkan kinerja yang lebih baik di tahun 2018. Lini bisnis asuransi kendaraan pun menjadi salah satu tumpuan.

Apalagi, lini bisnis asuransi kendaraan memang selalu menjadi salah satu andalan dari pelaku usaha asuransi umum. Bahkan, bisnis ini menyumbang kontribusi hampir setara dengan asuransi properti.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody AS Dalimunthe menyatakan, lini bisnis asuransi kendaraan sempat menyusut pada medio 2017, meski kemudian membaik.


Dody menilai, bisnis asuransi kendaraan tahun ini melaju lebih baik. "Diantaranya karena potensi perbaikan daya beli masyarakat, termasuk di daerah," kata Dody belum lama ini.

Harapan perbaikan daya beli masyarakat muncul diantaranya karena optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi makro yang ditargetkan pemerintah sebesar 5,4%. Di samping itu, dampak tren kenaikan harga komoditas dan pembangunan infrastruktur juga turut mendorong permintaan otomotif.

Dari asumsi tersebut, Dody optimistis pertumbuhan premi bisnis asuransi kendaraan tahun ini tumbuh dua digit. Direktur Utama Aswata Christian Wanandi berharap, Aswata bisa mencetak pertumbuhan premi asuransi kendaraan sama seperti tahun 2017, yakni sebesar 15%. "Tahun ini mungkin masih bisa tumbuh di kisaran yang sama," tandas Christian.

Untuk mendongkrak bisnis tersebut, Aswata akan menguatkan saluran distribusi. Diantaranya dengan menggandeng lebih banyak lagi mitra, seperti dari kalangan multifinance. Adapun Direktur PT Asuransi Sinar Mas (ASM), Dumasi MM Samosir menyatakan, premi asuransi kendaraan menyumbang 26% dari total premi perusahaannya tahun 2017 yang berjumlah Rp 5,7 triliun.

Secara umum, Dumasi mematok pertumbuhan premi asuransi tahun ini di kisaran 9%. ASM, akan memaksimalkan saluran agensi, khususnya dengan multifinance yang selama ini menjadi kontributor utama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat