Asuransi kumpulan menyetor 90% premi InHealth



JAKARTA. Asuransi Jiwa InHealth masih mengandalkan produk asuransi kumpulan. Meski rasio klaim produk kumpulan sangat besar, anak usaha PT Asuransi Kesehatan (Askes) ini tetap menjadikannya sebagai penopang utama. Perusahaan yang baru berusia tiga tahun ini bahkan belum berencana membidik segmen individu. Akhir tahun 2012, rasio klaim perusahaan bermodal Rp 1 triliun ini mencapai 79%. Semakin besar rasio klaim biasanya mengindikasikan profit yang diraih makin kecil. Alhasil dari total laba tahun lalu Rp 100 miliar, kontribusi hasil investasi diperkirakan lebih besar. Sedangkan sumbangsih premi neto mengecil. Roy Ibrahim, Direktur Operasional InHealth berdalih membengkaknya rasio klaim karena sifat dasar asuransi kesehatan. Tetapi pasar asuransi ini sangat besar. "Kalau klaim besar berarti sebagian besar premi kembali ke peserta," kata Roy, Selasa (23/4).Sebagai gambaran, pada akhir tahun 2012, total premi bruto Rp 1,2 triliun alias tumbuh 20%. Sebanyak 90% premi berasal dari produk asuransi kesehatan kumpulan. Sisanya dari asuransi jiwa. InHealth mengandalkan managed care dan indemnity. Kedua produk itu menyasar perusahaan pelat merah. Total 1.500 perusahaan BUMN dan swasta sudah digaet. Total nasabah sebanyak 1,1 juta orang.Menurut Pudjianto, Direktur Keuangan InHealth, kue asuransi kumpulan lebih menjanjikan. Sekali menggaet satu perusahaan bisa menghasilkan premi miliaran. Dus, jumlah perusahaan di Indonesia sangat banyak. Makanya, mereka belum tertarik perbesar asuransi individu seperti unitlink."Mending seperti sekarang, sekali gaet dapat ratusan miliar," ungkapnya.Tahun 2013, asuransi kesehatan kumpulan masih menjadi andalan InHealth. Target total premi bruto Rp 1,6 triliun. Kontribusi asuransi kesehatan ditargetkan 95%. Sedangkan non-kesehatan hanya 5%. InHealth naga-naganya perlu bekerja keras menggapai target tersebut. Sebab, total premi yang mereka bukukan per Maret 2013, Rp 415,1 miliar, tumbuh 32,29%. Selain asuransi kesehatan kumpulan, tahun ini manajemen juga berharap banyak dari asuransi jiwa kredit. Mereka tidak menjual per individu, tapi menggandeng bank dan perusahaan pembiayaan. "Target Rp 20 miliar, mungkin kuartal dua baru jalan," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Roy Franedya