Asuransi menambah porsi di pasar saham



JAKARTA. Demi memaksimalkan dana kelolaannya, perusahaan asuransi terus memperbesar porsi investasi di pasar saham. Misalnya, perusahaan asuransi jiwa cukup agresif menanamkan investasinya di bursa saham Indonesia.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2017, porsi investasi perusahaan asuransi di pasar saham lebih tinggi dibandingkan investasi setahun lalu. Pada Februari 2017, nilai total investasi perusahaan asuransi di pasar saham mencapai Rp 174,85 triliun. Jumlah ini tumbuh 19,45% dibandingkan posisi Februari 2016.

Jenis perusahaan asuransi yang paling agresif masuk pasar saham adalah perusahaan asu-ransi jiwa. Pada Februari 2016, nilai investasi asuransi jiwa di pasar modal sekitar Rp 86 triliun, setara 29,85% dari total investasi perusahaan asuransi jiwa. Nah, pada Februari 2017, nilai investasi asuransi jiwa di pasar saham mencapai Rp 113 triliun atau 32,3% terhadap total investasi perusahaan asuransi jiwa.


Pada Jumat (7/4) pekan lalu, KONTAN memberitakan, se-jumlah perusahaan asuransi jiwa berniat menambah investasinya di pasar saham. Misalnya Taspen Life yang masih menyimpan 3% investasinya di pasar saham.

Alfred Nainggolan, Kepala Riset Koneksi Kapital, menilai, perkembangan asuransi dan dana pensiun di pasar saham sudah mulai terlihat. Tapi nilai investasinya masih rendah dibanding total kapitalisasi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mencapai Rp 6.171 triliun, pada pekan lalu.

Perusahaan asuransi memiliki peluang cukup besar untuk ma-suk pasar saham. Ini lantaran da-na asuransi memiliki prospek jangka panjang. "Pengaruh asuransi ke IHSG akan cukup besar dan dalam jangka panjang," kata Alfred, Jumat lalu.


Efek domino

Masuknya asuransi secara masif akan berefek domino bagi pasar saham. Sebab, para trader bakal mengekor asuransi untuk masuk ke pasar saham.

Bagi asuransi, pilihan untuk masuk pasar saham merupakan opsi yang cukup baik, karena saham memiliki imbal hasil (return) tinggi, meski risikonya juga cukup besar (high risk high return). Dalam 20 tahun terakhir, return di pasar modal bisa mencapai angka 16% per tahun.

Apalagi, kondisi perekonomian Indonesia sudah cukup solid. Di saat yang sama, asuransi perlu memperbesar porsi saham lantaran return dari surat utang cenderung rendah.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menambahkan, dengan membesarnya porsi in-vestasi asuransi ke pasar saham, maka Indeks Harga Saham Ga-bungan (IHSG) bakal menanjak. Dengan dukungan asuransi, IHSG berpeluang naik hingga menembus level 6.000.

"Dana pensiun dan asuransi bisa menjadi backbone pasar modal karena horizon dana pensiun dan asuransi jiwa pan-jang," kata Hans. Dana pensiun, misalnya, yang memiliki horizon investasi hingga 20 tahun. Ini bisa memperkuat IHSG dalam jangka panjang.

Menurut Hans, dengan karakter investasi perusahaan asuransi yang berorientasi jangka panjang, maka portofolio pilihannya adalah saham blue chip yang berkapitalisasi besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto