JAKARTA. Pelaku asuransi kerugian meminta regulator memberikan perlakuan khusus dalam melakukan sertifikasi agen produk asuransi mikro. Mereka beralasan, biaya sertifikasi tidak sebanding dengan perolehan premi dari produk dengan nilai pertanggungan kecil itu. Pertimbangan lain, pendekatan dan teknik agen dalam memasarkan produk asuransi mikro jauh lebih sederhana ketimbang menawarkan produk lain, seperti asuransi kendaraan bermotor, properti, dan rangka kapal. Contoh produk asuransi mikro itu misalnya asuransi demam berdarah dan laptop. "Terlalu berat rasanya kalau pelaku industri harus merogoh kocek lebih dalam untuk membiayai sertifikasi agen," kata Kornelius Simanjuntak, Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), akhir pekan lalu.
Asuransi mikro minta perlakuan khusus
JAKARTA. Pelaku asuransi kerugian meminta regulator memberikan perlakuan khusus dalam melakukan sertifikasi agen produk asuransi mikro. Mereka beralasan, biaya sertifikasi tidak sebanding dengan perolehan premi dari produk dengan nilai pertanggungan kecil itu. Pertimbangan lain, pendekatan dan teknik agen dalam memasarkan produk asuransi mikro jauh lebih sederhana ketimbang menawarkan produk lain, seperti asuransi kendaraan bermotor, properti, dan rangka kapal. Contoh produk asuransi mikro itu misalnya asuransi demam berdarah dan laptop. "Terlalu berat rasanya kalau pelaku industri harus merogoh kocek lebih dalam untuk membiayai sertifikasi agen," kata Kornelius Simanjuntak, Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), akhir pekan lalu.