JAKARTA. Selain lewat agen dan kerjasama pemasaran dengan bank (bancassurance), perusahaan asuransi juga mulai mengandalkan telemarketing untuk pemasaran produk mereka. Beberapa perusahaan asuransi jiwa bahkan terus mengembangkan penjualan produk asuransi via telepon ini. Jalur pemasaran ini terutama mengincar para nasabah bank pengguna internet banking dan pemilik kartu kredit. "Segmen ini sangat potensial," ujar Joachim Wessling, Presiden Direktur Allianz Life Indonesia Rabu (20/10). Allianz sendiri telah membuat divisi baru untuk mengurusi pemasaran produk asuransi via telemarketing. Tak percuma, karena hasil pemasaran produk Allianz lewat telemarketing mulai memperlihatkan hasil.
Handojo Kusuma, Deputy Chief Executive Officer Allianz Life, menjelaskan, pada semester pertama 2010 lalu, perolehan premi baru Allianz dari telemarketing itu memang masih mungil, baru mencapai Rp 8,5 miliar. Namun sampai akhir nanti, Allianz yakin bisa membesar menjadi Rp 17 miliar. AXA Mandiri Finansial juga mulai menuai hasil dari jalur pemasaran telemarketing ini. Menurut Albertus Wiroyo, Direktur Utama AXA Mandiri Finansial, kendati baru mengembangkan pemasaran produk lewat telemarketing pada 2009 lalu hasilnya sudah lumayan. Per kuartal ketiga 2010, kontribusi premi dari telemarketing sudah mencapai mencapai 24% dari total perolehan premi AXA sebesar Rp 1,54 triliun. "Rata-rata penjualan premi pertanggungan Rp 50 miliar per bulan," tuturnya. Anak usaha Bank Mandiri ini baru menjual dua produk asuransi via telemarketing. Kedua produk asuransi tersebut adalah Income Protection dan Mandiri Hospital Saving. Produk asuransi tersebut dibundel dengan kartu kredit Bank Mandiri. Albertus menyatakan AXA Mandiri akan terus mengembangkan jalur pemasaran lewat telemarketing ini. Caranya dengan menambah petugas telemarketing sebanyak 200 orang lagi. Tambahan petugas ini untuk menggarap nasabah Mandiri Grup yang mencapai 8 juta nasabah. Hingga kini, total nasabah AXA Mandiri sebanyak 400.000 orang. "Setiap petugas telemarketing kami targetkan menjual 10.000 polis per bulan," imbuh Albertus. Dia menambahkan, penjualan produk via telemarketing ini cocok untuk nasabah yang sudah memiliki kesadaran dan pengetahuan asuransi yang tinggi.
Asuransi ritel Willy S Dharma, Direktur Utama Adira Insurance, berpendapat, pemasaran produk asuransi lewat telemarketing memang cukup membantu, khususnya penjualan produk-produk asuransi ritel yang memiliki spesifikasi produk yang tidak terlalu rumit. "Selain itu preminya juga tidak terlalu besar dan satu tenaga telemarketing bisa menjual banyak," ujarnya. Adira sendiri belum mengembangkan jalur telemarketing sendiri. Namun, Adira menggandeng Asuransi Cigna untuk membantu menjual tiga produk asuransi mereka. "Cigna sangat kuat dalam telemarketing karena sudah memiliki 700 petugas," ujar Willy. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Uji Agung Santosa