Antara rasa bahagia dan cemas, pasangan muda Yakub dan Rita menyambut kelahiran buah hati mereka. Mereka masih bingung mengenai bagaimana cara menyiapkan pendanaan agar kelak anak mereka bisa mencapai pendidikan tinggi yang terbaik. Sebenarnya, baik Yakub maupun Rita sudah berdiskusi dengan sejumlah rekan yang lebih senior mengenai persiapan dana pendidikan anak. Kebanyakan menyarankan untuk memilih asuransi pendidikan berjenis unitlink. Sebab, cara inilah yang kebanyakan ditempuh oleh orang-orang yang mereka kenal. Benarkah cara ini paling tepat? Sebelum memutuskan tepat atau tidak, mari kita belajar tentang asuransi pendidikan. Di pasaran, ada dua asuransi pendidikan yang ditawarkan perusahaan asuransi, yakni asuransi tradisional dan unitlink. Melihat skemanya, sebenarnya kedua jenis asuransi ini tidak berbeda dengan asuransi lain yang ada di pasaran.
Kata "pendidikan" hanya embel-embel untuk menegaskan tujuan asuransi ini adalah untuk persiapan dana pendidikan anak. Adapun soal besaran premi dan uang pertanggungan, perusahaan asuransi biasanya menyesuaikan dengan kemampuan membayar si nasabah serta jangka waktu yang diinginkan. Vice President Director & Chief Agency Officer Manulife Nelly Husnayati mengatakan, produk asuransi pendidikan memiliki manfaat perlindungan jiwa. Jadi, bila nasabah meninggal dunia atau cacat total, dana pendidikan yang sudah direncanakan tetap akan diberikan kepada ahli waris untuk biaya anak. "Ada pula sejumlah manfaat tambahan, seperti penggantian biaya rawat inap di rumahsakit, santunan meninggal atau cacat total akibat kecelakaan dan manfaat pembebasan premi," terang Nelly. Asuransi pendidikan tradisional sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan tabungan pendidikan di bank. Nasabah secara berkala menyetor premi selama masa kontrak yang disepakati. Kemudian, setiap kali anak masuk ke jenjang pendidikan tertentu, dana akan cair. Yang agak berbeda unitlink pendidikan. Direktur Pemasaran Jiwasraya De Yong Adrian bilang, asuransi ini memiliki manfaat proteksi lebih luas. "Di tabungan pendidikan ada asuransi tapi yang dijamin hanya sebesar target dana yang akan diperoleh di akhir jika nasabah meninggal," ujarnya. Sementara, dengan unitlink pendidikan, bila tertanggung meninggal, ahli waris tak hanya mendapatkan uang pertanggungan (UP), melainkan juga hasil investasinya. Dari sisi bunga, Adrian juga menilai, bunga yang ditawarkan tabungan pendidikan tidak terlalu besar. Bunga kotor hanya 3%–6% per tahun. Sementara, dengan unitlink, imbal hasil lebih fleksibel, mengikuti nilai investasi yang dipilih. Misalnya, dengan memilih ekuitas, Nelly mengasumsikan Manulife StudyLink bisa memberi imbal hasil 14% per tahun. Seperti tabungan atau asuransi tradisional, nasabah bisa mencairkan dana di unitlink secara bertahap, sesuai kebutuhannya. Ambil contoh Manulife StudyLink tadi. Nelly bilang, dengan membayar premi Rp 5 juta per tahun sejak anak berusia 1 tahun, maka saat anak masuk TK di usia 5 tahun, ia akan mendapatkan hingga Rp 3,7 juta, lalu dana hingga Rp 19 juta saat anak berusia 11 tahun, dan Rp 31 juta pada saat anak masuk SMA di umur 14 tahun. Sementara, saat anak berusia 17 tahun–22 tahun atau kuliah, dana pendidikan yang diterima total sampai Rp 64 juta. Harap ingat, ya, ini hanya sebuah ilustrasi. Hasil sebenarnya sangat tergantung dengan imbal hasil riil di lapangan. Meski memiliki dua opsi produk, biasanya perusahaan asuransi lebih mengarahkan nasabah ke produk unitlink. Ini terlihat dari simulasi yang mereka sodorkan ke nasabah. Dari simulasi asuransi pendidikan Jiwasraya, misalnya, Anda akan melihat beberapa perbedaan mencolok antara asuransi tradisional dan unitlink . Di sini, premi asuransi tradisional lebih mahal, masa pembayaran premi lebih lama, namun manfaat atau UP lebih kecil ketimbang asuransi pendidikan unitlink. Di luar itu, ada satu hal yang mesti Anda perhatikan ketika mengambil asuransi pendidikan. Karena pembayaran premi asuransi pendidikan ini memerlukan waktu lama, Anda perlu disiplin membayar premi. "Kalau lalai membayar dalam beberapa kali periode pembayaran, dimungkinkan polis akan dinyatakan batal atau lapse dan otomatis pertanggungannya menjadi batal," ujar Adrian. Kelalaian ini bisa membuat klaim asuransi Anda ditolak. Cermat berhitung Perencana keuangan MoneynLove Financial Consulting Freddy Pieloor mengingatkan, jika nasabah memutuskan untuk mengambil asuransi pendidikan sebagai instrumen dana pendidikan, ada baiknya ia telah memahami benar skema produk yang ditawarkan. "Sebetulnya ada pilihan lain yang lebih baik, yaitu membeli reksadana secara langsung," ujar Freddy. Namun, bila Anda termasuk golongan orang yang tidak mau repot, Anda dapat memanfaatkan asuransi pendidikan. Untuk tujuan pendidikan jangka waktu pendek, misal sekitar 5 tahun, Freddy menyarankan untuk menggunakan asuransi pendidikan konvensional saja. "Karena perhitungan uang pertanggungannya sudah pasti," kata dia. Sementara, untuk jangka waktu panjang, asuransi pendidikan jenis unitlink bisa jadi opsi. Agar imbal hasil lebih maksimal, Freddy menyarankan agar memilih asuransi pendidikan unitlink dengan pilihan instrumen investasi di saham. Memang dana yang terbentuk akan fluktuatif, tapi dalam jangka panjang, imbal hasil mungkin lebih baik.
Anda sebaiknya juga membuat rancangan biaya pendidikan beserta perhitungan inflasi atau perkiraan kenaikan harga pendidikan pada saat anak Anda akan memasuki jenjang pendidikan tersebut. Dengan demikian, Anda tidak hanya tergiur dengan nilai UP yang dicantumkan dalam simulasi. Sebab, bisa jadi, angka itu sudah sangat tidak memadai ketika buah hati Anda masuk ke jenjang pendidikan mendatang. Pastikan pula Anda memahami biaya-biaya yang harus Anda bayar selama masa pembayaran premi. Jangan sampai Anda merasa kecele lantaran tidak memperhitungkan biaya administrasi atau biaya bulanan yang ternyata dibebankan tiap kali Anda membayar premi. Masih tertarik membeli asuransi pendidikan? Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Edy Can