Asuransi rame-Rame tambah modal di 2014



JAKARTA. Menjelang tutup tahun, perusahaan asuransi tak hanya berkutat dengan potensi bisnis di tahun pemilu. Mereka juga tengah sibuk menambah modal minimum yang wajib mencapai Rp 100 miliar di tahun 2014.

Bagi perusahaan asuransi, banyak cara menggenjot permodalan. Tengok saja, Avrist General Insurance. Gunawan Chan, Presiden Direktur Avrist mengatakan, tahun depan modalnya bakal bertambah menjadi Rp 100 miliar, dibandingkan posisi saat ini sebesar Rp 72 miliar. Namun, manajemen mengaku belum tahu kepastian waktu penambahan modal tersebut.

Yang pasti, dengan penambahan modal, Avrist bakal bisa memperbesar kapasitas perusahaan. Tahun depan, Avrist menargetkan pertumbuhan premi hingga 45% dari pencapaian tahun ini.


Sedangkan sepanjang tahun ini, manajemen menargetkan mencapai premi Rp 40 miliar. "Kami sangat optimistis dapat mencapai target premi sebesar Rp 40 miliar di tahun ini," kata Gunawan.

Asuransi Umum Binagriya Upakara juga akan melakukan penambahan modal. Ahmad Fauzie Darwis, Presiden Direktur Binagriya Upakara, mengaku hingga Oktober 2013 lalu, modal atau ekuitas Binagriya sebesar Rp 88,73 miliar. "Hingga akhir tahun diperkirakan bisa mencapai Rp 90 miliar," kata dia.Dia mengatakan, perusahaan berencana memenuhi permodalan Rp 100 miliar sendiri, yaitu dari laba tahun 2014. Jadi, tidak perlu melakukan setor modal oleh pemegang saham

Investor lokal

Rencana penguatan modal Binagriya Upakara tak hanya sampai disitu saja. "Mendatang, sudah ada calon investor yang bakal masuk, sehingga modal kami akan mencapai Rp 250 miliar," kata Ahmad.

Namun, dia masih enggan membeberkan nama calon investor tersebut. Ahmad memberi petunjuk, calon penyuntik modal tersebut berasal dari dalam negeri. Penambahan modal ini akan dilakukan pada 2014.

Grup Bosowa tahun ini juga sudah menambah modal bisnis asuransi umumnya, yakni Asuransi Bosowa Periskop menjadi Rp 100 miliar. Penambahan modal ini dilakukan bersamaan dengan rencana memperkuat sumber daya manusia.

Sadikin Aksa, Managing Director Bosowa dan Chief Executive Officer (CEO) Grup Keuangan Bosowa, menilai asuransi bisa menjadi bisnis keuangan terbesar kedua setelah perbankan. Gelagat ini juga terlihat dari kedatangan investor asing yang berbondong-bondong masuk bisnis asuransi Tanah Air.Bosowa yakin, bisnis keuangan miliknya yaitu asuransi dan multifinance, yang sekarang menyumbang pendapatan dan aset sebesar 15%, bisa tumbuh lagi menjadi 18%-20% di tahun depan, dan 25% di tahun 2015.

Penambahan modal juga akan dilakukan oleh perusahaan asuransi yang sudah memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Presiden Direktur Berdikari Insurance, Hero Samudra, mengatakan, tahun depan pemegang saham akan menyuntikkan modal lagi, dari yang sekarang Rp 140 miliar. Dengan modal saat ini, Berdikari mencatat risk based capital (RBC) sebesar 178%.

Generali Indonesia tahun ini telah menambah modal disetor sebesar Rp 80 miliar, sehingga modal perusahaan Rp 303 miliar. "Tahun depan, kantor pusat kami di Italia masih berkomitmen menambah permodalan," kata Edy Tuhirman, Presiden Direktur Generali Idonesia .

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia