Asuransi Rangka Kapal Belum Banyak Peminat



JAKARTA. Bisnis asuransi rangka kapal atau marine hull belum banyak dilirik oleh perusahaan asuransi nasional. Beberapa faktor menjadi alasan. Antara lain, nilai rata-rata premi dari perlindungan jenis ini masih terlalu rendah untuk menutup kerugian satu unit rangka kapal yang relatif tinggi. Tak heran, baru ada tiga perusahaan penjamin risiko yang bermain di industri ini.

Salah satunya PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance). Cuma, di Adira Insurance, penerimaan premi dari asuransi rangka kapal belum memberi kontribusi signifikan terhadap total premi perusahaan. Porsinya masih kurang dari 2%. Meski, dari waktu ke waktu premi tumbuh cukup baik.

"Hingga paro pertama 2010, Adira Insurance mengantongi premi dari bisnis marine hull Rp 10 miliar. Angka ini naik 75% dari periode yang sama tahun lalu Rp 5,69 miliar," ungkap Direktur Adira Finance Pratomo.


Berdasarkan catatan, anak usaha PT Bank Danamon Tbk ini, pertumbuhan premi dari bisnis ini menunjukkan lonjakan sinifikan. Misal di tahun 2009, pencapaian premi mereka naik 16% dari Rp 12,6 miliar di 2008 menjadi Rp 14,7 miliar pada 2009.

Dari pertumbuhan premi ini, menurut Pratomo, sebenarnya ceruk pasar asuransi rangka kapal di tanah air masih sangat potensial. Apalagi, sarana transportasi kapal laut untuk pengangkutan barang masih menjadi pilihan utama di Indonesia. Terutama di wilayah-wilayah pertambangan, seperti Kalimantan.

Sayang, populasi pemain di asuransi rangka kapal masih sangat sedikit dan belum semua kapal diasuransikan. Kondisi ini diprediksi masih akan terjadi dalam 5-10 tahun ke depan. "Makanya kami masih memerlukan back up dari perusahaan reasuransi," ujar Pratomo.

Saat ini, Adira Insurance meng-cover risiko 300 unit rangka kapal. Rata-rata biaya premi mencapai Rp 8 miliar-Rp 10 miliar per unit.

Pertumbuhan premi asuransi rangka kapal juga dialami perusahaan asuransi pelat merah, PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo). Premi rangka kapal Jasindo naik dari Rp 131,33 miliar di tahun 2008 menjadi Rp 198,15 miliar di tahun 2009 lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa