Asuransi Sinar Mas kejar target premi Rp 800 miliar dari asuransi kesehatan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Sinar Mas (ASM) cukup selektif dalam memilih nasabah untuk produk asuransi kesehatan. Sampai akhir tahun ini, perusahaan masih berupaya kejar target premi Rp 800 miliar dari produk tersebut.

Direktur ASM Dumasi M.M Samosir menjelaskan, di tahun ini ada beberapa akun besar yang lepas dan tidak bekerjasama lagi dengan perusahaan sebab dari sisi risiko klaimnya terbilang tinggi. Dia menyebut, nilai preminya hampir mencapai Rp 200 miliar.

Saban tahun, Dumasi menyebut pihaknya memang selalu prudent dalam memasarkan produk asuransi kesehatan. Hingga semester I 2018 ini, Asuransi Sinar Mas telah mengumpulkan premi Rp 3,77 triliun, dari jumlah itu, produk asuransi kesehatan mencapai Rp 409,7 miliar. Artinya lini bisnis ini memiliki kontribusi sebesar 11%.


"Sampai Juni 2018 tren asuransi kesehatan kami masih flat, meskipun sudah kehilangan akun besar tapi masih bisa positif karena berasal dari klien baru kami yang lebih profitable," ujar Dumasi kepada Kontan.co.id

Sementara dari sisi net klaim di periode yang sama secara total yang mencapai Rp 622 miliar, produk asuransi kesehatan juga cukup tinggi menyumbang berkontribusi yang tercatat sebesar Rp 229 miliar.

"Dengan melihat realisasi sampai pertengahan tahun kami akan coba kejar target premi yang diharapkan mencapai Rp 800 miliar sampai akhir tahun," tambahnya

Sekedar informasi, sepanjang tahun lalu realisasi premi asuransi kesehatan mencapai Rp 635 miliar. Segmen korporasi dari lini bisnis ini disebut Dumasi masih mendominasi 95% sedangkan 5% berasal dari individu.

Untuk mencapai target itu, Asuransi Sinar Mas masih akan lebih banyak menyasar segmen korporasi yang menghasilkan premi dalam jumlah besar di sisi lain tetap selektif dalam pemilihan nasabah. Di samping juga berupaya untuk terus memaksimalkan segmen individu.

Selain itu, berbagai kampanye gaya hidup sehat juga terus digalakkan oleh perusahaan. Terutama, lanjut Dumasi, pihaknya memulai pola hidup sehat dari karyawan-karyawannya yang pada akhirnya akan menular kepada klien perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Narita Indrastiti