Asuransi Sinarmas Patok Premi 2009 Rp 3,8 T



JAKARTA. PT Asuransi Umum Sinarmas mematok target penerimaan premi tahun ini sebesar Rp 3,8 triliun atau tumbuh 19% dibanding 2008 yang sebesar Rp 3,2 triliun. Untuk mencapai target itu, Asuransi Sinarmas akan membuka 10 kantor cabang baru dan merekrut 2.500 agen baru. Target tahun ini sejatinya jauh lebih rendah ketimbang 2008. Tahun lalu, pertumbuhan premi Asuransi Sinarmas mencapai 43%, dari Rp 2,28 triliun di 2007 menjadi Rp 3,2 triliun di 2008. "Hingga akhir Februari 2009 ini, kami sudah mengumpulkan Rp 1,353 triliun," kata Direktur Asuransi Umum Sinar Mas, Dumasi Magdalena Samosir di sela acara Kick Off Agency Jakarta, Selasa (31/3). Asuransi Sinarmas menargetkan jumlah seluruh kantor cabang di akhir 2009 sebanyak 16 dan jumlah agen 5.000 orang. "Kami akan membekali agen dengan keahlian mengenai berbagai jenis produk asuransi," tambah Dumasi. Asuransi Sinarmas tak hanya melakukan penjualan melalui jaringan agen. Perusahaan asuransi itu juga melakukan penjualan langsung, terutama untuk nasabah korporasi. Tahun lalu, nasabah korporasi menyumbang 80% dari seluruh pendapatan premi Asuransi Sinarmas. Jika dirinci berdasarkan jenis produk, penyumbang premi terbesar 2008 adalah produk asuransi properti untuk perlindungan kebakaran. Nilainya Rp 2,043 triliun atau 61% dari total premi. Sedangkan asuransi kendaraan bermotor menyumbang premi Rp 551,550 miliar, setara 17%. Asuransi kesehatan menghasilkan premi Rp 250,494 miliar (7%) dan produk lain Rp 272,416 miliar. Asuransi Sinarmas beruntung karena pertumbuhan klaim tahun lalu tak setinggi peningkatan premi. Sepanjang tahun lalu, klaim mencapai Rp 482 miliar, naik dari angka tahun sebelumnya, yaitu Rp 454 miliar. "Beruntung tak ada bencana alam besar," kata Dumasi. Sebagian besar klaim berasal dari produk asuransi properti besar seperti pabrik. Karenanya hingga Desember 2008 Asuransi Umum Sinarmas berhasil membukukan kenaikan laba sebelum pajak sebesar Rp 88,7 miliar. Angka ini berarti mengalami kenaikan 45% jika dibandingkan dari tahun 2007 yang hanya sebesar Rp 61 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: