Asuransi syariah optimistis capai target



JAKARTA. Prospek asuransi syariah masih cemerlang. Hal ini terlihat dari kinerja perusahaan asuransi di lini bisnis syariah. Salah satunya PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG yang telah mencatat premi asuransi syariah Rp 69,4 miliar hingga September 2014

Untuk bisnis baru, Sinarmas MSIG membukukan premi lebih dari Rp 50 miliar. Meski masih terbilang tipis, premi syariah Sinarmas MSIG ini tumbuh lebih dari dua kali lipat ketimbang periode yang sama tahun lalu sekitar Rp 24 miliar.

Rizky Pandu Pribadi, Kepala Divisi Syariah dan Pensiun Sinarmas MSIG mengatakan, pertumbuhan ini ditopang oleh beberapa hal. Mulai dari varian produk yang lengkap untuk memenuhi kebutuhan pasar, pelatihan konsep syariah yang berkala bagi para tenaga pemasar, serta proses edukasi pasar guna menumbuhkan pengetahuan nasabah akan asuransi syariah.


Sepanjang tahun 2014, Sinarmas MSIG menargetkan untuk memperoleh premi bisnis baru hingga Rp 75 miliar dan total premi syariah Rp 102,3 miliar. "Saat ini, pemerintah mendukung sekali kegiatan yang bersifat edukasi. Insya Allah sisa waktu ini bisa tercapai," kata Rizky.

Kondisi serupa juga dialami oleh PT AJS Amanahjiwa Giri Artha (Amanah Githa). Perusahaan yang menangani  asuransi haji ini menargetkan premi sekitar Rp 100 miliar sepanjang tahun 2014. Target ini memang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan perolehan premi bruto Amanah Githa tahun lalu sebesar Rp 18,61 miliar.

Azwir Arifin, Direktur Utama Amanah Githa mengatakan, pihaknya bekerja ekstra keras di kuartal keempat ini untuk mencapai target. "Kalau pertumbuhan premi kuartal ketiga kurang lebih 20%-30% ," kata Azwir.

Menilik minat masyarakat dan pasar produk asuransi syariah yang besar, pihaknya yakin prospek asuransi syariah masih akan tetap baik. Oleh karena itu, Amanah Githa menggenjot dan memperluas tenaga pemasar dan jalur distribusi, baik secara agen maupun korporasi.

Hingga saat ini, Amanah Githa memiliki sekitar 500.000 hingga 700.000 nasabah. Mayoritas pendapatan perusahaan masih berasal dari produk asuransi haji sekitar 60%.

Rizky menambahkan, keterbatasan sumber daya yang memahami asuransi syariah menjadi salah satu kendala ekspansi. "Padahal, penduduk mayoritas muslim," ujar Rizky. Selama ini, jalur keagenan menyumbang 80% premi Sinarmas MSIG.

Oleh karena itu, sebagai salah satu praktisi dalam industri asuransi, pihaknya berkomitmen untuk memberikan edukasi terkait keuangan, khususnya asuransi syariah secara terus-menerus kepada masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan