Asuransi tertekan perolehan premi alat berat



JAKARTA. Harga komoditas yang melempem turut berimbas ke pembiayaan alat berat. Ujung-ujungnya, perolehan premi asuransi dari sektor alat berat ikut terpukul. Menginjak paruh kedua tahun ini, pelaku asuransi umum pesimistis bisa mencapai target perolehan premi alat berat.

Christopher Pangestu, Division Head Commercial Sales and Marketing Asuransi Astra Buana mengatakan, pihaknya pesimistis terhadap pendapatan premi alat berat tahun ini. "Harga batubara belum juga stabil sehingga kontribusi premi dari alat berat kemungkinan besar terkoreksi," ujar Christopher, awal pekan ini. Sayangnya, dia enggan memaparkan pencapaian premi alat berat Astra Buana hingga akhir Juni lalu. 

Laurentius Iwan, Marketing Communication Public Relations Astra Buana juga bernada pesimistis. "Pencapaian premi hingga akhir tahun, mungkin sama dengan perolehan tahun lalu," imbuhnya. Minimnya perolehan premi alat berat menekan kinerja Astra Buana. Sebab, anak usaha Grup Astra ini menggantungkan premi dari afiliasinya, yakni perusahaan penjual alat berat PT United Tractors Tbk dan perusahaan pembiayaan khusus alat berat PT Surya Artha Nusantara Finance.


Alhasil, kontribusi premi alat berat terhadap pemasukan premi total Astra Buana tergolong cukup besar. Sebagai gambaran, sepanjang 2012, premi sektor alat berat menyumbang hampir 10% atau Rp 395 miliar dari total premi Astra Buana senilai Rp 3,05 triliun. Alat berat merupakan kontributor kedua terbesar penyumbang premi. 

Nasib sama dialami PT Pan Pasific Insurance. Hingga Juni lalu, perolehan premi asuransi ini baru mencapai Rp 170 miliar. Kontribusi alat berat terhadap perolehan premi cuma mencapai 5%. Namun, manajemen Pan Pasific berharap pendapatan premi alat berat masih berpotensi tumbuh. Pasalnya, permintaan alat berat pada sektor infrastruktur tengah bergairah. Junaidi, Vice President Director Pan Pasific mengatakan, sektor infrastruktur menjadi vitamin bagi premi alat berat di tengah penurunan harga batubara dan nikel.

Sejauh ini, potensi alat berat untuk sektor infrastruktur dan perhutanan cukup tinggi. "Apalagi, saat ini pemerintah berupaya mengembangkan infrastruktur di setiap daerah," imbuh Junaidi. Saat ini, Pan Pasific telah bekerjasama dengan empat perusahaan pembiayaan alat berat dan broker sebagai jalur distribusinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dessy Rosalina