Asuransi umum masih berjalan pelan



JAKARTA. Industri asuransi umum di awal tahun ini dinilai belum bisa berlari kencang. Sejumlah kendala masih membayangi pertumbuhan bisnis sampai kurtal I-2016.

Dadang Sukresna, Ketua Bidang Komunilasi dan Statistik, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menilai pertumbuhan premi di awal tahun ini masih terkendala lambatnya pertumbuhan sektor industri yang berkaitan. Alhasil, pertumbuhan yang bisa dicatat di tiga bulan pertama tahun ini pun diperkirakan masih akan terpaut jauh dibanding proyeksi pertumbuhan tahunan.

Sampai tutup Maret ini, maksimal pertumbuhan premi diprediksi hanya akan ada di kisaran 10%. "Sepertinya belum akan sampai angka belasan persen," kata dia.


Di triwulan pertama tahun lalu, AAUI mencatat perolehan premi yang dikantongi industri mencapai Rp 13,9 triliun. Dengan asumsi pertumbuhan di periode yang sama tahun ini sebesar 10%, maka sampa akhir kuartal I ini angka perolehan premi berada di kisaran Rp 15,3 triliun.

Contoh industri yang pergerakannya dinilai masih lambat adalah dari angka penjualan otomotif. Dengan begitu lini bisnis asuransi kendaraan pun ikut terkena imbas.

Selain itu, beberapa lini bisnis yang mengandalkan pasar korporat juga masih mengalami tantangan yang cukup berat. "Dari migas misalnya karena tren harga yang rendah membuat ekspansi menurun," ungkapnya.

Meski di awal tahun diperkirakan masih akan kendor, namun sepanjang tahun ini proyeksi pertumbuhan premi diyakini akan cukup tinggi. Yakni di sekitaran 15% sampai 20%.

Dengan total perolehan premi sebesar Rp 58,9 triliun di tahun kemarin, maka sampai penghujung Desember nanti jumlah premi yang terkumpul diharap bisa mencapai Rp 67,7 triliun sampai Rp 70,6 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia