KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konflik Timur Tengah tampak masih memanas dan eskalasinya berpotensi terus meningkat. Sejumlah asuransi umum lantas turut angkat bicara terkait dengan dampak fenomena tersebut terhadap asuransi
marine cargo. Mengenai hal itu, Cakrawala Proteksi Indonesia (ACPI) melihat fenomena tersebut menjadi suatu tantangan yang dapat berpotensi mempengaruhi kinerja lini bisnis asuransi
marine cargo. Sebab, adanya situasi di Timur Tengah juga sangat mempengaruhi arus barang dari dan ke wilayah tersebut. "Selain itu, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang melemah juga ikut mempengaruhi permintaan barang dari luar negeri yang menjadi makin mahal. Dengan adanya pembatasan kegiatan ekspor, pasti akan memberikan pengaruh terhadap industri asuransi
marine cargo," ucap Wakil Presiden Direktur ACPI Nico Prawiro kepada Kontan, Selasa (8/10).
Baca Juga: Pendapatan Premi Asuransi Marine Cargo Great Eastern Naik 36% per Kuartal III-2024 Nico berpendapat daya beli masyarakat akibat perang akan mengalami naik-turun di Indonesia, sehingga berimbas terhadap kinerja pengiriman barang. Oleh karena itu, Nico berharap sektor industri domestik bisa menguat sehingga meningkatkan arus perdagangan domestik. Dia melihat adanya peluang meningkatnya kebutuhan domestik rumah tangga dan meningkatnya investasi atau pembukaan kawasan industri baru di Indonesia. "Begitu juga dengan meningkatnya arus barang ekspor dan impor dari dan ke Indonesia, tentu akan meningkatkan kebutuhan asuransi
marine cargo yang dinilai dapat menjadi prospek cerah ke depannya. Kami juga sangat optimistis dengan potensi asuransi
marine cargo," katanya. Dalam mendorong peningkatan premi asuransi
marine cargo, Nico menyebut Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia akan terus mengoptimalkan kerja sama dengan
existing business partners dan membangun kerja sama baru dengan
business partners dalam ekosistem
marine cargo. Senada dengan ACPI, PT Great Eastern General Insurance Indonesia (GEGI) menilai adanya konflik yang tengah memanas dan meluas di Timur Tengah bisa berdampak buruk terhadap kinerja asuransi
marine cargo. Khususnya, untuk pengiriman barang dari dan ke wilayah tersebut, terutama untuk produk-produk unggulan, seperti minyak kelapa sawit, karet, otomotif hingga biji kopi. "Sejak konflik meletus, praktis tidak ada yang berani mengirim barang melalui wilayah tersebut. Hal itu bisa memperburuk kinerja asuransi marine cargo, apalagi perang Rusia-Ukraina yang masih belum menemui titik penyelesaian," kata Marketing Director Great Eastern General Insurance Indonesia Linggawati Tok kepada Kontan, Selasa (8/10). Mengantisipasi dampak tersebut, Linggawati mengatakan Great Eastern General Insurance Indonesia mengubah fokus untuk menggarap sektor pengiriman barang domestik, khususnya antarpulau di wilayah Indonesia. Selain itu, pihaknya juga fokus untuk menggarap pangsa pasar yang lebih luas untuk ekspor dan impor barang-barang dari dan ke wilayah Asia, Pasifik, Amerika, dan Eropa.
Baca Juga: Kinerja Asuransi Marine Cargo Jasindo Belum Terpengaruh Konflik Timur Tengah Sampai September 2024, Linggawati menerangkan Great Eastern telah meraih pendapatan premi dari asuransi
marine cargo sebesar Rp 94 miliar. Nilai itu meningkat 36%, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sebaliknya, PT Asuransi Central Asia (ACA) menyatakan adanya konflik Timur Tengah yang memanas saat ini tak mempengaruhi kinerja asuransi
marine cargo perusahaan. "Sebab, sebelum terjadi eskalasi ketegangan saat ini, perusahaan sudah menghindari jalur pengiriman ke Timur Tengah, apalagi kebanyakan negara di sana masuk ke
sanction limitation exclusion," ucap Kepala Divisi Marine & Aviation Asuransi Central Asia Hasudungan Sianipar kepada Kontan, Selasa (8/10).
Melihat adanya fenomena itu, Hasudungan mengatakan perusahaan akan lebih berfokus menggarap sektor dalam negeri saja baik untuk saat ini maupun tahun depan. Hasudungan menyampaikan pendapatan premi perusahaan dari asuransi
marine cargo sampai Agustus 2024 mencapai Rp 114 miliar. Dia bilang ACA memproyeksikan pendapatan premi perusahaan dari asuransi
marine cargo pada tahun ini bisa bertumbuh. Sebagai informasi, data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat pendapatan premi lini asuransi
marine cargo per semester I-2024 sebesar Rp 2,78 triliun. Nilai itu meningkat 10,2%, jika dibandingkan periode sama tahun lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi