Asuransi untuk gaya hidup mulai marak



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku usaha asuransi umum menggaet perlindungan diri untuk gaya hidup. Demi memikat nasabah, mereka merilis sejumlah produk baru.

PT Asuransi Sinar Mas (ASM) misalnya merilis produk asuransi untuk hewan peliharaan. Direktur ASM Dumasi MM Samosir bilang, pemilihan produk ini karena sekarang tren masyarakat memiliki hewan peliharaan. ASM memandang hal ini sebagai sebuah peluang bisnis bagi perusahaan asuransi umum.

Meski begitu Dumasi bilang, secara nominal premi produk ini masih kecil. "Di produk asuransi hewan peliharaan di tahun ini kami menargetkan premi Rp 500 juta," kata Dumasi, Rabu (8/8). Meski begitu, potensi pasar dinilai masih sangat besar untuk digali, terutama menggaet nasabah dari segmen ritel.


Produk yang bernama Simas Pet Insurance ini didesain melindungi hewan peliharaan seperti anjing dan kucing. Di produk ini, ASM menyediakan tiga paket perlindungan. Pertama pertanggungan ganti rugi kematian akibat kecelakaan. Kedua, proteksi kehilangan akibat pencurian. Ketiga, tanggung jawab hukum pada pihak ketiga.

Dumasi mengklaim besaran premi untuk produk ini terbilang murah. Yakni dari Rp 75.000–Rp 225.000 per tahun. Tahap awal, ASM bekerjasama dengan sejumlah pet shop dan aplikasi digital seputar hewan peliharaan yakni PETO, untuk pemasaran.

Dumasi menambahkan, produk ini tidak memproteksi semua hewan peliharaan. Tapi mereka yang memiliki surat keterangan lahir dari Perkumpulan Kinologi Indonesia.

Perusahaan lain yang menggarap asuransi untuk gaya hidup adalah PT Astra Aviva Life menawarkan asuransi olahraga umum sampai ekstrem. Premi produk bertajuk iSport ini mulai dari Rp 26.000 sepekan dan Rp 45.000 per bulan untuk jenis olahraga umum. Sedangkan untuk olahraga ekstrem seperti karate, kick boxing, sepeda gunung preminya lebih tinggi dua kali lipat.

PT Asuransi Wahana Tata (Aswata) juga merilis Aswata Travl A+ di bulan lalu. Direktur Utama Aswata Christian W. Wanandi bilang produk ini sejalan meningkat jumlah orang pelesir setiap tahun.

Kontribusi premi segmen ini masih kecil hanya sekitar Rp 5 miliar di tahun ini. "Di tahun depan kami perkirakan Rp 15 miliar–Rp 20 miliar," imbuh Christian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie