Asyiknya melecutkan kail di fly fishing



JAKARTA. Banyak orang punya hobi mancing. Namun, bisa jadi hanya sedikit saja para pehobi mancing jenis fly fishing. Di antara berbagai teknik memancing, fly fishing dikenal unik lantaran teknik ini membutuhkan kepiawaian si pemancing dalam melecutkan joran dan membuat umpan tiruan.

Salah satu pehobi mancing jenis fly fishing adalah Ricky Fly, pendiri komunitas Indonesia Flyfodder. Selain Ricky, saat ini sekitar 300 orang pecinta fly fishing yang tergabung dalam Indonesia Flyfodder.

Ricky memang maniak mancing. Ia sudah 15 tahun menekuni berjenis-jenis teknik mancing seperti trolling, jigging, popping, dan mancing dasar. "Tapi saya belum pernah merasakan sensasinya melebihi fly fishing. Begitu nikmat," ujar Ricky.


Sesuai dengan namanya, fly fishing berasal dari kata flies yang berarti serangga. Dalam praktiknya, keasyikan teknik ini terletak pada teknik melecutkan kail dan mendaratkan umpan di air sehingga menyerupai flies sungguhan.

Menurut Ricky Fly, seorang maniak mancing belum mencapai puncak kariernya jika belum mengenal dan mahir melakukan fly fishing yang awalnya hanya dilakukan di sungai-sungai, namun saat ini juga dilakukan untuk memancing di laut.

Kekhususan fly fishing adalah karena pemancing dituntut mengenal karakter ikan, tempatnya hidup, serta makanannya. Dari situ, baru pemancing bisa membikin umpan tiruan yang bentuknya menyerupai makanan ikan tersebut, serta cara memancingnya.

Pehobi fly fishing lainnya, Michael Risdianto. Menurutnya, hobi ini kental dengan nuansa eksklusivitas alias tak bisa dilakukan beramai-ramai. Alasannya, teknik ini menuntut pemancing merasakan denyut nadi alam tempat ikan hidup. Karena itu, "Teknik ini bagian dari upaya konservasi alam," tutur Michael.

Menurut Michel, hobi ini paling banyak digemari oleh orang tua yang sudah mapan. Alasannya sederhana, karena fly fishing membutuhkan ketelatenan serta biaya yang cukup besar.

Ricky juga sepakat, bahwa biaya hobi fly fishing cukup mahal. Ricky mengaku tak pernah eman-eman mengeluarkan duit demi membiayai kegemarannya ini. Untuk membeli peralatan memancing, paling tidak ia harus menyiapkan Rp 1,5 juta.

"Tapi itu tidak ada apa-apanya dibandingkan biaya trip," ujar Ricky. Saking gilanya dengan fly fishing, Ricky sudah keliling Indonesia untuk melakoni hobi ini. Bahkan, tahun depan Ricky berniat terbang ke India untuk merasakan sensasi baru fly fishing.

Indonesia kurang ideal

Konon asal mula fly fishing adalah dari Skotlandia dan Inggris Utara. Setidaknya, hal itulah yang tercantum dalam buku The Treatise on Fysshynge with an Angle (1496). Dalam buku itu, termaktub cara membuat ragam peranti fly fishing seperti rod (joran), line hook (kail), dan flies (umpan).

Pada abad ke-19, teknik ini berkembang pesat di Inggris lantaran kawasan itu memiliki banyak sungai jernih dengan arus tenang. Di Indonesia sendiri, teknik ini diperkenalkan oleh Pramono dan Budi Fly sekitar akhir 1980 hingga awal 1990.

Sebenarnya, lokasi di Indonesia kurang ideal untuk fly fishing. Menurut Michael, di negara lain, mislanya di Inggris sana, fly fishing dilakukan di sungai-sungai besar yang tidak memiliki banyak rintangan. Sungai seperti itu sulit ditemui di Indonesia.

Toh Michael mengaku tetap bisa melakukan fly fishing. Ia sudah memancing dengan teknik ini di Raja Ampat, Papua dan Flores. "Waktu ke Papua, satu tim habis lebih dari Rp 50 juta, termasuk sewa kapal dan transportasi," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini