KONTAN.CO.ID - SEOUL. Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol pada Kamis (25/8) memerintahkan pembaruan rencana operasional militer untuk mengatasi ancaman nuklir dan rudal Korea Utara yang semakin meningkat. Melansir
Reuters, Yoon memberikan instruksi pada kunjungan pertamanya ke bunker militer di ibu kota Seoul yang akan berfungsi sebagai pos komando jika terjadi perang. Kunjungannya bertepatan dengan latihan militer yang bergulir mulai Senin (22/8) oleh angkatan bersenjata Korea Selatan dan Amerika Serikat yang merupakan yang terbesar dalam beberapa tahun terkahir.
Latihan bertajuk Ulchi Freedom Shield itu akan selesai pada 1 September nanti. Latihan tersebut melibatkan pelatihan lapangan pertama antara kedua militer sejak 2017 setelah dikurangi akibat pandemi Covid-19.
Baca Juga: Pertama Kalinya Jenderal Korea Selatan Pimpin Latihan Bersama Pasukan AS Yoon menyoroti bahwa latihan tahun ini berlangsung di bawah skenario yang berubah dan rencana operasional mencerminkan ancaman Korea Utara yang terus berkembang. "Kita perlu segera mempersiapkan langkah-langkah untuk menjamin kehidupan dan harta benda rakyat kita," kata Yoon kepada komandan militer Korea Selatan selama kunjungan tersebut. "Termasuk memperbarui rencana operasional terhadap ancaman nuklir dan rudal Korea Utara yang menjadi kenyataan," ujarnya. Dia juga memerintahkan para komandan militer Korea Selatan untuk mempercepat rencana untuk mendirikan apa yang Seoul sebut sistem "Rantai Bunuh". Sistem itu dirancang untuk meluncurkan serangan pendahuluan terhadap rudal Korea Utara dan mungkin kepemimpinan seniornya jika serangan yang akan terjadi terdeteksi.
Baca Juga: Abaikan Respons Korut, AS dan Korsel Resmi Memulai Latihan Militer Gabungan Korea Utara telah melakukan uji coba rudal dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini, dan siap untuk melakukan tes nuklir pertamanya sejak 2017 kapan saja, menurut pejabat Korea Selatan pekan ini. Korea Utara yang terisolasi dan bersenjata nuklir menembakkan dua rudal jelajah dari pantai barat pekan lalu, setelah Korea Selatan dan Amerika Serikat memulai pelatihan pendahuluan untuk latihan militer tersebut. Pyongyang telah lama mengkritik latihan gabungan itu sebagai "kebijakan bermusuhan" dan untuk invasi. Yoon, yang telah berjanji untuk meningkatkan latihan dan kesiapan keseluruhan melawan Korea Utara, menyerukan untuk meningkatkan kemampuan independen militer untuk melawan rudal Korea Utara.
Editor: S.S. Kurniawan