Atasi Deflasi, BoJ Tambah Pagu Kredit



TOKYO. Untuk mengatasi deflasi, Bank Sentral Jepang (BoJ) kemungkinan bakal menaikkan nilai kredit program ke bank komersial. Para analis yakin, bank sentral negeri Matahari Terbit ini akan menambah kredit sedikitnya ¥ 5 triliun atau US$ 55 miliar.

Hasil survei Bloomberg menunjukkan, 12 dari 17 analis yang menjadi responden yakin BoJ akan menaikkan pagu kredit programnya, dari level saat ini sebesar ¥ 10 triliun. Delapan analis tidak menyebut angka spesifik, enam analis memperkirakan kenaikan dua kali lipat, satu analis memperkirakan kenaikan menjadi ¥ 15 triliun, dan lainnya naik menjadi ¥ 15 sampai ¥ 20 triliun. Analis juga sepakat, BoJ masih akan mempertahankan tingkat bunga acuan di kisaran 0,1%.

Langkah bank sentral pimpinan Masaaki Shirakawa ini memang berlawanan dengan kebijakan bank sentral negara-negara Asia lain yang mulai melakukan pengetatan likuiditas. BoJ memperlonggar kredit sebagai respon atas tekanan terus-menerus dari pemerintah yang meminta bank sentral mengambil langkah progresif untuk membantu mengangkat harga barang-barang.


"Wajar bagi BoJ untuk memperluas fasilitas kreditnya sebagai program darurat untuk mendorong ekonomi keluar dari deflasi," ungkap Tazo Taya, mantan Dewan Gubernur BoJ yang kini menjadi penasihat Daiwa Institute of Research. "BOJ tidak akan mengikuti kebijakan negara lain, karena pemerintah terus menekan mereka," lanjutnya.

Fasilitas yang ditawarkan BoJ ini adalah fasilitas kredit tanpa batas dengan jaminan kepada bank komersial. Nilai outstanding hingga 28 Februari telah mencapai ¥ 5,9 triliun. Sejak program ini dimulai Desember 2009 lalu, BoJ telah menyalurkan kredit hingga ¥ 9,6 triliun. Jumlah ini hampir melewati plafon yang disiapkan bank sentral.

Untuk fasilitas kredit bertenor tiga bulan ini, BoJ mematok bunga sebesar 0,1%. Makanya, selain menaikkan pagu kredit, bisa jadi BOJ akan memperpanjang masa pinjaman menjadi enam bulan sampai satu tahun.

Sejak krisis global melanda, yang diawali dengan kejatuhan Lehman Brothers, BoJ telah banyak mengucurkan fasilitas kredit. Alhasil, sejak September 2008, neraca bank sentral meningkat 19% menjadi ¥ 128,1 triliun. Di kuartal IV 2009, produk domestik bruto (PDB) Jepang anjlok 2,8%.

Editor: Johana K.