KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan mengguyur sebanyak 200.000 ton beras ke ritel dalam merespon kelangkaan beras di pasar modern. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Senin (12/2). "Pak Presiden Jokowi sudah memerintahkan hari ini semuanya untuk dikonversi menjadi kemasan 5 kg untuk di kirim ke market modern," jelas Arief.
Arief merinci, sebanyak 50.000 ton beras akan di distribusikan melaui BUMD Food Station dalam bentuk beras premium. Food station juga bertanggung jawab untuk penyaluran di seluruh wilayah Jabodetabek.
Baca Juga: IKAPPI Dorong Adanya Sinkronisasi Data Distribusi Beras Sementara sebanyak 150.000 ton sisanya akan didistribusikan dalam bentuk beras Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP) melalui Perum Bulog ke ritel modern di seluruh wilayan di Indonesia. "Jadi yang komersial akan dikerjakan oleh Food Station bersama penggiling padi yang lain, kemudian untuk yang SPHP nanti Bulog dibantu rebagging," jelas Arief. Sebelumnya, keluhan kelangkaan beras dikeluhkan oleh Asosiasi Peritel Indonesia (APRINDO). Menurut Aprindo, saat ini, peritel mulai kesulitan mendapatkan suplai beras tipe premium lokal dengan kemasan 5 kg. Sementara Indonesia akan dihadapkan dengan berbagai perayaan mulai dari pemilu, ramadan hingga lebaran yang diprediksi akan menyebabkan kenaikan permintaan.
Baca Juga: Pasokan Beras Terbatas, Ritel Batasi Penjualan Beras Maksimal 10 Kg Adanya ketidakseimbangan antara
supply dan
demand inilah yang turut mengerek harga beras di lapangan. Berdasarkan panel harga Bapanas, Senin (11/2), harga beras memang sudah melambung tinggi diatas Harga Eceran Tertinggi (HET). Harga beras jenis premium saat ini mencapai Rp 15.860/kg, padahal HET-nya berkisar 12.900 s.d 14.800/kg. Sementara beras jenis medium mencapai Rp 13.860/kg jauh lebih tinggi dari HET-nya hanya berkisar Rp 10.900 s.d 11.800/kg. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli