Atasi ketegangan di Laut China Selatan, jadi agenda KTT ASEAN



KONTAN.CO.ID - HANOI. Para pemimpin Asia Tenggara memulai KTT ASEAN ke-37 pada Kamis (12/11). Harapannya, bisa mengatasi ketegangan di Laut China Selatan dan menyiapkan rencana pemulihan ekonomi pasca-pandemi di kawasan itu.

Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc dalam pidato pembukaannya pada KTT ASEAN ke-37 mengatakan, ASEAN sejauh ini belum "ditarik ke dalam pusaran" persaingan dan tantangan terhadap sistem multilateral internasional.

“Tiga perempat abad telah berlalu sejak akhir Perang Dunia Kedua. Perdamaian dan keamanan dunia, bagaimanapun, belum benar-benar berkelanjutan,” kata Phuc seperti dikutip Reuters. Vietnam saat ini menjadi Ketua ASEAN.


"Tahun ini, dunia secara khusus berada di bawah ancaman yang lebih besar sebagai akibat dari meningkatnya risiko yang timbul dari perilaku negara yang tidak dapat diprediksi, persaingan, dan friksi kekuatan utama," ujarnya.

Baca Juga: Presiden Jokowi hadiri KTT ke-37 Asean secara virtual

Agenda puncak KTT ASEAN ke-37 adalah ketegangan di Laut China Selatan, ketika Beijing berusaha untuk menegaskan klaim teritorialnya di jalur perairan yang disengketakan tersebut.

China mengklaim sekitar 80% laut termasuk sebagian besar Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Vietnam serta Kepulauan Paracel dan Kepulauan Spratly. Klaim Beijing juga tumpang tindih dengan ZEE Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Filipina.

Para pemimpin ASEAN juga diharapkan untuk menandatangani Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) yang didukung China pada Minggu (8/11) lalu, yang bisa menjadi perjanjian perdagangan terbesar di dunia.

Kesepakatan itu kemungkinan akan memperkuat posisi China lebih kuat sebagai mitra ekonomi dengan Asia Tenggara, Jepang dan Korea, dan menempatkannya pada posisi yang lebih baik untuk membentuk aturan perdagangan kawasan.

Selanjutnya: Akhirnya, RCEP bakal ditandatangani 15 November nanti

Editor: S.S. Kurniawan