Atasi Krisis, Hongkong Exchange Fund Siap Kucurkan Dana



HONGKONG. Jika diperlukan, Pemerintah Hongkong saat ini siap untuk mengucurkan dana tunai dari Hongkong Exchange Fund. Dana itu diperuntukkan untuk membantu pelaku perbankan yang terkena dampak krisis kredit finansial global yang semakin meluas.

Catatan saja, per 31 Agustus 2008, Hongkong Exchange Fund memiliki aset senilai HK$ 1,4 triliun atau setara US$ 180,37 miliar. Aset-aset tersebut terdiri atas saham dan obligasi. Kedua aset ini juga digunakan oleh Hongkong Monetary Authority (HKMA) untuk menjaga stabilitas dolar Hongkong atas dolar dan memastikan stabilitas finansial di kawasan tersebut.

Sementara itu, Wakil Sekretaris Keuangan dan Tresuri Hongkong Julia Leung kemarin bilang, pemerintah akan terus memberikan sokongan terhadap sistem finansial selama terjadinya krisis kredit yang berkepanjangan. 


“Kami memiliki cadangan devisa yang cukup, tapi kami tidak dapat memasukkan cara pengukuran lain untuk membantu mengurangi kekacauan ini,” ujar Leung. 

Sekadar tambahan informasi, minggu lalu, HKMA sudah memangkas tingkat suku bunganya sebanyak dua kali. Dengan demikian, total pemangkasan suku bunga mencapai 1,5% poin. Selain itu, Pemerintah Hongkong juga sudah menyuntikkan dana segar terhadap sistem finansial Hongkong.

Untuk meningkatkan likuiditas, HKMA bilang, pihaknya akan memperbolehkan penggunaan aset dengan nilai dolar AS sebagai jaminan pengucuran pinjaman sejumlah bank. HKMA juga menjelaskan, pihaknya akan segera mengucurkan pinjaman ke perbankan dengan jangka waktu satu bulan selama jaminan yang disediakan masih dapat diterima oleh HKMA. Jaminan tersebut bisa berupa aset kredit perumahan dan pinjaman antar bank.

Meski demikian, Standard Chartered fixed-income strategist Frances Cheung pada hari Minggu kemarin menilai, langkah yang sudah diambil HKMA tidak akan bisa langsung memecahkan masalah yang dihadapi saat ini. 

“Saya memprediksi, dampak dari kebijakan yang sudah ditetapkan ini membutuhkan beberapa waktu, yakni sekitar satu hingga dua bulan,” jelas Cheung.

Sementara itu, pada kesempatan yang berbeda, Sekretaris Keuangan Hongkong John Tsang mengatakan, saat ini kota Hongkong tengah menghadapi risiko resesi ekonomi pada 2009. Hal tersebut  terjadi terjadi akibat dampak krisis finansial global. 

“Kami memprediksi, risiko resesi tahun depan sangat tinggi. Dampak krisis global saat ini sudah mulai bergerak ke Hongkong,” jelas Tsang, hari ini.

Dow Jones, Bloomberg

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie