JAKARTA. Asuransi Astra tidak punya target muluk-muluk di tahun ini. Hal ini disebabkan karena industri otomotif tahun ini sedang tidak tumbuh optimal. Sampai akhir tahun ini, Asuransi Astra hanya menargetkan perolehan premi bruto Rp 4,1 triliun. Perolehan tersebut tidak jauh dari pencapaian tahun lalu. Direktur Utama Asuransi Astra, Santosa mengatakan bahwa pada kuartal I-2015 jumlah premi Asuransi Astra mengalami penurunan sebesar 15% yoy. Penurunan ini, menurut Santosa terbilang cukup wajar. Sebab secara umum makro ekonomi pada kuartal I penyerapan anggaran masih belum optimal. Selain itu, beberapa tender pemerintah juga masih belum berjalan. Seperti diketahui, sektor premi otomotif, menyumbang hampir 60% dari total pendapatan perusahaan. Sisanya disumbangkan dari lini bisnis komersial dan kesehatan. “Sampai akhir tahun kami menargetkan jumlah peroleh premi maksimal bisa inline dengan tahun sebelumnya, untuk laba bersih juga begitu,” ujar Santosa kepada KONTAN, (03/06) di Jakarta. Namun begitu, Santosa masih akan melihat hasil dari kuartal II dan III tahun ini. Hal tersebut dikeranekan pada kuartal II dan III bertepatan dengan momen puasa dan Lebaran. “Terutama pada momen Lebaran, kami menargetkan perolehan premi cukup signifikan pada momen tersebut,” ujarnya. Diversifikasi investasi Nah, untuk mengantisipasi penurunan premi disebabkan karena keadaan makro ekonomi, Asuransi Astra akan mulai melakukan diversifikasi ke investasi. Seperti deposito, obligasi pemerintah maupun korporasi.
Atasi penurunan premi, ini langkah Asuransi Astra
JAKARTA. Asuransi Astra tidak punya target muluk-muluk di tahun ini. Hal ini disebabkan karena industri otomotif tahun ini sedang tidak tumbuh optimal. Sampai akhir tahun ini, Asuransi Astra hanya menargetkan perolehan premi bruto Rp 4,1 triliun. Perolehan tersebut tidak jauh dari pencapaian tahun lalu. Direktur Utama Asuransi Astra, Santosa mengatakan bahwa pada kuartal I-2015 jumlah premi Asuransi Astra mengalami penurunan sebesar 15% yoy. Penurunan ini, menurut Santosa terbilang cukup wajar. Sebab secara umum makro ekonomi pada kuartal I penyerapan anggaran masih belum optimal. Selain itu, beberapa tender pemerintah juga masih belum berjalan. Seperti diketahui, sektor premi otomotif, menyumbang hampir 60% dari total pendapatan perusahaan. Sisanya disumbangkan dari lini bisnis komersial dan kesehatan. “Sampai akhir tahun kami menargetkan jumlah peroleh premi maksimal bisa inline dengan tahun sebelumnya, untuk laba bersih juga begitu,” ujar Santosa kepada KONTAN, (03/06) di Jakarta. Namun begitu, Santosa masih akan melihat hasil dari kuartal II dan III tahun ini. Hal tersebut dikeranekan pada kuartal II dan III bertepatan dengan momen puasa dan Lebaran. “Terutama pada momen Lebaran, kami menargetkan perolehan premi cukup signifikan pada momen tersebut,” ujarnya. Diversifikasi investasi Nah, untuk mengantisipasi penurunan premi disebabkan karena keadaan makro ekonomi, Asuransi Astra akan mulai melakukan diversifikasi ke investasi. Seperti deposito, obligasi pemerintah maupun korporasi.