Atasi PMK Hewan, Kementan Berencana Impor 3 Juta Dosis Vaksin dari Prancis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berupaya mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan. Pemerintah pun akan mengimpor vaksin PMK dari Prancis sebanyak 3 juta dosis. Namun, untuk tahap awal rencananya akan mengimpor sebanyak 1 juta dosis.

“Kita menyiapkan untuk 1 juta (dosis),” kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) Nasrullah dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR, Kamis (2/6).

Nasrullah mengatakan, Ditjen PKH telah melakukan kunjungan kerja ke Brasil untuk bekerjasama terkait pengalaman dalam penanggulangan PMK. Pihaknya juga berencana menjalin komunikasi dengan Australia terkait pengalaman penanganan PMK.


Kementan juga menyiapkan antisipasi menjelang Idul Adha. Diantaranya perkembangan informasi mengenai penanganan PMK dari setiap dinas setiap tiga hari, potensi ketersediaan dan jalur yang bisa dilalui ternak untuk sampai ke tempat tujuan yang berkoordinasi dengan pihak karantina di setiap wilayah.  

Sementara itu, Ketua Komisi IV DPR Sudin mendapat informasi bahwa belum ada kesepakatan pembelian vaksin antara Kementan dengan pihak Prancis.

“Setahu saya Prancis belum ada deal sama you. Saya barusan ngecek Prancis belum ada deal pembelian 3 juta vaksin,” ucap Sudin.

Baca Juga: Capai Status Bebas PMK, Pusvetma Kementan Siap Produksi Vaksin

Sudin mengatakan, jika hanya membeli vaksin PMK sebanyak 3 juta dosis maka tidak cukup untuk memvaksinasi populasi hewan ternak yang jumlahnya sekitar 18 juta ekor. Ia meminta, jika pembelian vaksin tidak bisa dari Prancis, maka dapat dilakukan pembelian vaksin dari Malaysia, Vietnam atau Australia.   

“Kalau memang anggarannya enggak ada, mumpung lagi raker, refocussing,” ucap Sudin.

Sudin menyarankan sapi yang telah terkena penyakit PMK segera dimusnahkan dan pemerintah mengganti rugi atas sapi yang dimusnahkan tersebut. Komisi IV DPR juga meminta pemerintah mengevaluasi importasi daging sapi/kerbau dari negara yang belum bebas penyakit mulut dan kuku (PMK).

“Sapi perah udah anjlok produksinya 50%. Saya inginkan ayo kita sama-sama bagaimana solusinya," ujar Sudin.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan komitmennya untuk pembuatan vaaksin PMK lokal akan selesai selama kurang lebih 3 bulan atau sebelum Agustus 2022. Meski begitu, sembari menunggu hasil vaksin PMK lokal, Kementerian Pertanian juga tengah menjajaki importasi vaksin PMK.

“Bahwa itu bukan jualan vaksin, untuk bantuan darurat menghadapi dalam rangka sebelum Idul Adha vaksin (PMK impor) ini Insya Allah sudah masuk. Bahwa dari mana diambil dan lain lain, yang pasti kepastian vaksin itu Insya Allah bisa terproses,” ujar Syahrul.

Sebelumnya, Nasrullah mengungkapkan, Kementan telah mengalokasikan anggaran sekitar Rp 48 miliar untuk pencegahan dan pengendalian PMK, terutama pengadaan vaksin nasional.

Baca Juga: Ini 3 Hukum Hewan Kurban Berdasarkan Fatwa MUI di Tengah Wabah PMK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat