Atlas incar suplai batubara pembangkit listrik



JAKARTA. PT Atlas Resources Tbk merencanakan produksi 3 juta ton batubara sepanjang tahun 2017. Rencana produksi itu tiga kali lipat lebih banyak ketimbang realisasi produksi tahun lalu 800.000 ton batubara.

Rencana produksi batubara tersebut masih mungkin bertambah. "Produksi sesuai demand tapi itu fleksibel, karena kami tinggal tambah keruk tanah, jadi kalau tambah 200.000 ton tidak masalah," ujar Lidwina Nugraha, Sekretaris Perusahaan PT Atlas Resources Tbk, kepada KONTAN, Rabu (25/1).

Atlas Resources mengaku tergiur tren kenaikan harga batubara. Lagipula perusahaan yang tercatat dengan kode saham ARII di Bursa Efek Indonesia tersebut juga sudah mengantongi kontrak penjualan 3,2 juta ton batubara.


Mayoritas kontrak penjualan batubara tahun ini untuk memenuhi kebutuhan batubara pembangkit listrik milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Selain PLN, Atlas Resources menjajakan batubara ke perusahaan lain di dalam negeri maupun luar negeri. Mereka memperkirakan, pasar Asia Timur dan Asia Tenggara bisa menyerap 15% dari total volume produksi.

Selain jaminan pasar penyerap, Atlas Resources juga percaya diri dari sisi produksi. Maklum, cadangan batubara mereka bejibun. Dari tambang Mutara di Sumatra Selatan saja, mereka memiliki cadangan 100 juta ton batubara. Sumber tambang inilah yang menjadi andalan produksi.

Ada lagi satu sumber produksi batubara di Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur. Namun, Atlas Resources belum memprioritaskan tambang tersebut.

Atlas Resources juga siap mengantisipasi lonjakan produksi dengan memperkuat fasilitas di lapangan. Perusahaan itu akan memperbaiki infrastruktur jalan di area tambang dan memperluas kapasitas jetty. Aktivitas itu akan memanfaatkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini senilai US$ 10 juta.

Tak cukup pada bisnis batubara, Atlas Resources juga memperkuat bisnis setrum. Mereka tengah mematangkan rencana membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berdesain mulut tambang Sumsel X dengan kapasitas 2x600 megawatt (MW). "Untuk PLTU mine mouth (PLTU Sumsel X), kami menunggu sampai ada kejelasan aturannya," terang Lidwina.

Atlas Resources akan membagi konsentrasi PLTU Sumsel X dengan PLTU Bengkulu. Sejak tahun lalu, Atlas Resources sudah melewati tahap prakualifikasi untuk proyek listrik tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini