ATM Himbara akan berteknologi cip



JAKARTA. Setelah sempat tertunda selama beberapa waktu dan mundur dari target awal, konsolidasi mesin teler otomatis (ATM) bank BUMN akan segera terwujud. Direktur Funding and Distribution BTN Sis Apik Wijayanto bilang, sebanyak 50 unit mesin ATM Himbara Link Merah Putih siap meluncur mulai 9 Desember ini. "Tanggal 9 Desember kami launch ATM Himbara Link," kata Sis Apik di Jakarta, baru-baru ini. Sebanyak 50 mesin teller mandiri tersebut akan disebar di ruang publik dan juga perkantoran. Dengan demikian, masyarakat dapat lebih mengenali bentuk dan rupa sinergi mesin ATM milik bank Pemerintah ini. Sis Apik bilang, sebanyak 50 unit mesin ATM merupakan unit mesin yang telah dimiliki oleh masing-masing bank BUMN. Sis Apik menambahkan, setelah selesai dengan 50 unit mesin ATM, bank-bank pelat merah selanjutnya menyiapkan masing-masing 200 unit mesin ATM pada April 2016 yang sudah terkonsolidasi. Selain itu, mesin ATM Himbara Link Merah Putih ini juga sudah siap dengan teknologi platform National Standar Indonesia Chip Card Specification (NSICCS). "ATM Himbara Link Merah Putih pun sedang disesuaikan untuk berteknologi cip (microchip). Semuanya masih dalam proses, in progress, sama-sama jalan baik untuk mesin ATM dan juga kartu debit/ATM," ucap Sis Apik. Bahkan saat ini, bank yang nangkring di papan bursa dengan kode emiten BBTN ini terus membenahi mesin ATM dengan platform teknologi NSICCS. Sis Apik bilang, sebanyak 25% dari keseluruhan 1.830 unit mesin ATM yang dimiliki BTN, sudah memiliki teknologi berplatform NSICCS. "Upgrade teknologi sambil jalan terus. Karena kami juga sambil menghitung dengan biaya," ujar Sis Apik. Lebih lanjut Sis Apik menambahkan, bank-bank BUMN akan melanjutkan konsolidasi dengan melakukan sinergi pada mesin Electronic Data Capture (EDC) setelah konsolidasi pada mesin ATM. Catatan saja, konsolidasi operasional dan bisnis bank menuju sinergitas bank BUMN, diharapkan dapat menjadi tulang punggung bagi terwujudnya konsolidasi perbankan pelat merah. Sebab, konsolidasi operasional dan bisnis bank BUMN ini bertujuan untuk menghemat biaya investasi bank-bank BUMN agar tidak jor-joran. Dengan begitu, bank-bank BUMN tidak mengeluarkan investasi yang tidak diperlukan. Pemerintah berharap konsolidasi ATM merupakan cikal bakal terwujudnya konsolidasi bank BUMN secara institusi. Alasan lain sinergi tersebut adalah, pemerintah ingin menyiapkan bank BUMN menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) bidang keuangan yang berlaku di tahun 2020 mendatang. Soalnya, hitungan Kementerian BUMN, 40% pasar keuangan MEA ada di Indonesia. Atas dasar itulah, pemerintah memaksa terwujudnya sinergi bank pelat merah. Sebab, perbankan nasional terutama BUMN perlu untuk memperkuat backbone yaitu infrastruktur dan juga sinergi bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan