JAKARTA. Bank Mandiri memprediksi dengan adanya ATM Himbara Link yang meluncur pada awal pekan ini, bisa menghemat biaya operasi dan belanja modal untuk pengadaan ATM sebesar 75% ke depannya. Sebagai informasi untuk pengadaan satu ATM biasa, bank harus merogoh kocek sebesar antara US$ 6.000 sampai US$ 7.000 atau sekitar Rp 83 juta sampai Rp 97 juta. Menurut Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin, selain menghemat biaya operasional dan belanja modal, dengan adanya ATM Himbara ini juga meningkatkan efisiensi perbankan dari dan membantu bank plat merah bisa mengembangkan bisnis dan meningkatkan transaksi. “Sehingga saya perkiraan ada dampaknya ke kinerja laba bersih tahun depan,” ujar Budi, Senin, (21/12). Namun Budi mengatakan terkait dengan pengadaan ATM Himbara ini tidak terlalu besar pengaruhnya ke biaya pperasional dibandingkan pendapatan operasional (BOPO). Hal ini karena penyumbang BOPO terbesar di Mandiri adalah dari biaya bunga. Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, dengan adanya sinergi ini maka diharapkan pelayanan bank plat merah ini menjadi lebih baik. Selain itu dengan sinergi ini diharapkan efisiensi masing-masing bank juga akan meningkat sehingga bisa meningkatkan kesiapan perbankan menghadapi persaingan di ASEAN. Selain itu diharapkan setelah sinergi ini maka akan ada sinergi lain seperti sumber daya manusia dan sinergi pengelolaan back office. “Ini salah satu arah menuju holding sektor perbankan BUMN,” ujar Rini. Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan dengan adanya ATM Himbara ini diharapkan penghematan masing-masing bank dapat ditingkatkan. Dengan adanya penghematan dan efisiensi ini diharapkan kedepannya hal ini bisa menjadi contoh bagi bank lainnya. “Karena bank BUMN ini merupakan acuan atau indikator bank lain,” ujar Muliaman.
ATM Himbara menghemat capex Mandiri hingga 75%
JAKARTA. Bank Mandiri memprediksi dengan adanya ATM Himbara Link yang meluncur pada awal pekan ini, bisa menghemat biaya operasi dan belanja modal untuk pengadaan ATM sebesar 75% ke depannya. Sebagai informasi untuk pengadaan satu ATM biasa, bank harus merogoh kocek sebesar antara US$ 6.000 sampai US$ 7.000 atau sekitar Rp 83 juta sampai Rp 97 juta. Menurut Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin, selain menghemat biaya operasional dan belanja modal, dengan adanya ATM Himbara ini juga meningkatkan efisiensi perbankan dari dan membantu bank plat merah bisa mengembangkan bisnis dan meningkatkan transaksi. “Sehingga saya perkiraan ada dampaknya ke kinerja laba bersih tahun depan,” ujar Budi, Senin, (21/12). Namun Budi mengatakan terkait dengan pengadaan ATM Himbara ini tidak terlalu besar pengaruhnya ke biaya pperasional dibandingkan pendapatan operasional (BOPO). Hal ini karena penyumbang BOPO terbesar di Mandiri adalah dari biaya bunga. Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, dengan adanya sinergi ini maka diharapkan pelayanan bank plat merah ini menjadi lebih baik. Selain itu dengan sinergi ini diharapkan efisiensi masing-masing bank juga akan meningkat sehingga bisa meningkatkan kesiapan perbankan menghadapi persaingan di ASEAN. Selain itu diharapkan setelah sinergi ini maka akan ada sinergi lain seperti sumber daya manusia dan sinergi pengelolaan back office. “Ini salah satu arah menuju holding sektor perbankan BUMN,” ujar Rini. Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan dengan adanya ATM Himbara ini diharapkan penghematan masing-masing bank dapat ditingkatkan. Dengan adanya penghematan dan efisiensi ini diharapkan kedepannya hal ini bisa menjadi contoh bagi bank lainnya. “Karena bank BUMN ini merupakan acuan atau indikator bank lain,” ujar Muliaman.