JAKARTA. Kinerja reksadana campuran di paro pertama tahun ini kurang menggembirakan. Fluktuasi harga saham dan obligasi sebagai aset dasar produk ini menjadi penyebabnya. Bahkan, tekanan inflasi tinggi akibat dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi masih menghantui hingga semester-II. Oleh karena itu, para Manajer Investasi (MI) harus pintar-pintar menempatkan portfolio. Data PT Infovesta Utama menyebutkan, return reksadana campuran periode 28 Desember-31 Juli 2013 hanya sebesar 3,64%. Pencapaian ini lebih rendah ketimbang pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode sama yang sebesar 6,80%. Sepanjang Juli 2013, return reksadana campuran bahkan minus 3,69%. Tapi ini lebih baik ketimbang koreksi di IHSG yang sebesar 4,33% di bulan lalu. Head of Investment PT AAA Asset Management Siswa Rizali mengatakan, strategi AAA pada saat pasar sedang kurang kondusif seperti sekarang adalah dengan memperbesar bobot portfolio di saham berkapitalisasi besar (big cap). Porsi saham big cap bisa sampai 55% dari total portofolio, sisanya saham-saham small cap dan sedikit cash.
Atur strategi racik ulang RD campuran
JAKARTA. Kinerja reksadana campuran di paro pertama tahun ini kurang menggembirakan. Fluktuasi harga saham dan obligasi sebagai aset dasar produk ini menjadi penyebabnya. Bahkan, tekanan inflasi tinggi akibat dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi masih menghantui hingga semester-II. Oleh karena itu, para Manajer Investasi (MI) harus pintar-pintar menempatkan portfolio. Data PT Infovesta Utama menyebutkan, return reksadana campuran periode 28 Desember-31 Juli 2013 hanya sebesar 3,64%. Pencapaian ini lebih rendah ketimbang pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode sama yang sebesar 6,80%. Sepanjang Juli 2013, return reksadana campuran bahkan minus 3,69%. Tapi ini lebih baik ketimbang koreksi di IHSG yang sebesar 4,33% di bulan lalu. Head of Investment PT AAA Asset Management Siswa Rizali mengatakan, strategi AAA pada saat pasar sedang kurang kondusif seperti sekarang adalah dengan memperbesar bobot portfolio di saham berkapitalisasi besar (big cap). Porsi saham big cap bisa sampai 55% dari total portofolio, sisanya saham-saham small cap dan sedikit cash.