Atur ulang strategi, kredit Bank Bukopin minim akselerasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga separuh pertama tahun ini PT Bank Bukopin Tbk (BBKP, anggota indeks Kompas100) cuma meraih pertumbuhan kredit 3% (yoy). Cuma sepertiga dari target pertumbuhan tahun ini yang mencapai 9%.

Direktur Utama Bank Bukopin, pertumbuhan kredit yang masih mini terjadi lantaran perseroan tengah mengatur ulang strategi. Perseroan tengah mengubah ekspansi kredit utama yang sebelumnya menyasar segmen komersial menjadi ritel.

“Kami tengah merekomposisi segmen kredit, kalau dulu besar di komersial, sekarang kami sasar ritel. Sepanjang semester 1, pertumbuhannya memang mengacu hal tersebut ritel tumbuh pesar hampir 10%, sedangkan komersial tidak tumbuh. Meskipun secara nett tumbuhnya memang tipis,” jelasnya, Rabu (9/7) di Kantor Pusat Bank Bukopin, Jakarta.


Baca Juga: Kehadiran SBR bisa menganggu pendanaan yang didapat perbankan

Meski mencatat pertumbuhan mini, Eko cukup puas sebab strategi perseroan disebutnya cukup berhasil. Alasannya pertumbuhan segmen ritel memang dinilainya memuaskan. Pun komposisinya memang sudah melebihi segmen komersial.

Eko menjelaskan saat ini, komposisi segmen ritel sudah mencapai 65% dari total kredit perseroan, sedangkan hingga akhir tahun targetnya bisa mencapai 70%.

“Dulu porsinya itu 60% komersial, 40% ritel. Sekarang ritel sudah 65%, sehingga untuk mencapai target 70% bisa lebih cepat,” lanjut Eko.

Sementara pengubahan core bussiness perseroan dilakukan lantaran perseroan ingin mengembangkan layanan perbankan digital melalui platform Bukopin Wokee.

Baca Juga: Cetak rekor, kapitalisasi pasar Bank BRI (BBRI) sentuh Rp 551 triliun

Dalam kesempatan yang sama Direktur Konsumer Bank Bukopin Rivan A. Purwantono bilang saat ini pengguna Bukopin Wokee sudah digunakan oleh 90.000 orang dan turut mencatat transaksi yang signifikan.

“Target kami tahun ini bisa mencapai 100.000 pengguna, sekarang mungkin sudah lebih dari 90.000. Rata-rata volume transaksi per bulannya pun cukup besar lebih dari 11 juta kali. Wokee ini paling banyak memang untuk payment, kalau nominalnya pun ukup besar, untuk pembayaran listrik saja bisa mencapai Rp 4 triliun,” katanya dalam kesempatan sama.

Bukopin Wokee juga ditargetkan untuk dapat mengakuisisi nasabah baru, sehingga pada akhirnya dapat menambah tebal dana pihak ketiga (DPK). Terutama untuk menghimpun dana murah alias currnet account and savng account (CASA).

Baca Juga: Batal rilis obligasi, Bank Bukopin (BBKP) siap rights issue

Ia menargetkan melalui Bukopin Wokee, DPK perseroan hingga akhir tahun bisa tumbuh hinga 15%. Sementara sepanjang semester 1/2019, pertumbuhan DPK Bank Bukopin mencapai 6%. Sedangkan Loan to Deposit Ratio (LDR) di kisaran 82%-85%.

Cost of Fund (CoF) kami juga sangat murah sekali, di kisaran 2%-3%. Paling besar itu 3%,” lanjut Rivan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi