JAKARTA. Aturan loan to value (LTV) syariah baru efektif tahun depan, namun penyaluran pembiayaan rumah dan kendaraan di industri keuangan syariah mulai melambat. Tengok saja, outstanding KPR Syariah pada kuartal III ini turun tipis 4,3% dibanding kuartal sebelumnya menjadi Rp 231,9 triliun. Pembiayaan kendaraan bermotor juga turun 4,7% menjadi Rp 103,2 triliun dari kuartal sebelumnya senilai Rp 108,3 triliun. "Perlambatan ini sebagai dampak dari rencana aturan uang muka," kata Dinno Indiano, Direktur Utama BNI Syariah ujarnya, kemarin. Outstanding KPR dan kendaraan syariah ini sudah memperhitungkan data multifinance syariah. Jadi, bukan cuma mencerminkan data perbankan syariah.
Aturan belum terbit, pembiayaan sudah melambat
JAKARTA. Aturan loan to value (LTV) syariah baru efektif tahun depan, namun penyaluran pembiayaan rumah dan kendaraan di industri keuangan syariah mulai melambat. Tengok saja, outstanding KPR Syariah pada kuartal III ini turun tipis 4,3% dibanding kuartal sebelumnya menjadi Rp 231,9 triliun. Pembiayaan kendaraan bermotor juga turun 4,7% menjadi Rp 103,2 triliun dari kuartal sebelumnya senilai Rp 108,3 triliun. "Perlambatan ini sebagai dampak dari rencana aturan uang muka," kata Dinno Indiano, Direktur Utama BNI Syariah ujarnya, kemarin. Outstanding KPR dan kendaraan syariah ini sudah memperhitungkan data multifinance syariah. Jadi, bukan cuma mencerminkan data perbankan syariah.