Aturan diperlonggar ekspor kopi ke Jepang naik



BOGOR. Ekspor kopi ke Jepang kembali membaik setelah pemerintah Jepang melonggarkan aturannya. M. Kirom, Sekretaris Eksekutif Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) memperkirakan ekspor kopi ke Jepang sampai akhir tahun bisa naik 16,64% dibandingkan tahun lalu. Tahun lalu, volume ekspor kopi ke Jepang mencapai 51.438 ton.

"Dengan diturunkannya status pengawasan oleh Jepang, kita optimis tahun 2013 ekspor kopi ke negara tersebut akan lebih dari 60.000 ton," kata Kirom, Rabu (28/8).

Seperti diketahui, sejak 30 Mei 2006 lalu, pemerintah negeri sakura ini menerapkan ketentuan batas ambang kandungan pestisida atawa maximum residue limit pada produk pertanian. 


Berdasarkan aturan tersebut, seluruh produk kopi dari Indonesia terkena aturan wajib periksa. Beberapa eksportir memilih untuk tidak mengirimkan kopinya ke Jepang. "Karena berarti ada tambahan cost untuk ketentuan wajib periksa ini," katanya.

Belum lagi, jika kopi tersebut tak memenuhi standar akan dikembalikan ke Indonesia. Eksportir akan menanggung kerugian dua kali.

Namun, sejak Juni 2013 peraturan mandatory tersebut berubah menjadi random atau cek secara acak. "Dengan demikian kita sudah agak leluasa ekspor kopi ke Jepang," jelas Kirom. Perubahan status tersebut lantaran pemerintah Jepang menganggap kualitas biji kopi asal Indonesia sudah memenuhi standar.

Meski begitu, berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (Ditjen PPHP), ekspor kopi ke Jepang selama periode Januari-Mei 2013 turun 16,15%. Pada empat bulan pertama tahun ini, ekspor kopi ke Jepang sebesar 16.181 ton. Padahal, tahun lalu periode yang sama, ekspor kopi ke Jepang tembus hingga mencapai 19.298 ton.

Sampai akhir tahun ini, AEKI optimis ekspor kopi bisa mencapai 740.000 ton atau sama seperti tahun lalu. Namun, Kirom pesimis nilai ekspor kopi akan merosot tahun ini. Penyebabnya adalah harga. Secara rerata, tahun ini harga kopi arabika turun menjadi US$ 3,7 per kilogram (kg) dibandingkan tahun lalu yakni US$ 4,7 per kg. Harga kopi robusta turun dari US$ 2,2 per kg menjadi US$ 1,9 per kg. Penurunan harga karena produksi kopi Brazil diperkirakan over stock dan kenaikan produksi di Vietnam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Fitri Arifenie