Aturan FTV tak menekan Muamalat



JAKARTA. Pemberlakuan aturan finance to value (FTV) pembiayaan rumah dan kendaraan mulai 1 April 2013, tak memperlambat roda bisnis Bank Muamalat. Bank syariah paling senior di Indonesia ini tetap mematok target pertumbuhan pembiayaan rumah dan kendaraan tahun depan lebih tinggi dari realisasi tahun ini.

Tahun ini, Bank Muamalat menargetkan pembiayaan rumah dan kendaraan tumbuh masing-masing 35% dan 20%. Hingga Oktober 2012, penyaluran pembiayaan rumah sebesar Rp 5,5 triliun dan kendaraan bermotor senilai Rp 2,7 triliun. Di pembiayaan kendaraan, bank joint financing dengan anak usaha, Al Ijarah Finance.

Adrian A Gunadi, Direktur Ritel Bank Muamalat, menjelaskan aturan Bank Indonesia (BI) tidak terlalu mempengaruhi target, karena rata-rata harga rumah yang dibiayai di atas Rp 200 juta. Selain itu, selama ini nasabah sudah terbiasa menyetor uang muka di kisaran 25%.


"Kebijakan uang muka yang kami terapkan tidak ada bedanya dengan aturan FTV. Jadi, nasabah tidak kaget," katanya. BI menetapkan FTV pembiayaan rumah akad murabahah sebesar 70%.

Artinya, nasabah harus menyetor uang muka minimal 30%. Sedangkan akad musyarakat mutanaqisah dan ijarah muntahiyah bittamlik, FTV sebesar 80%. Di pembiayana sepeda motor, nasabah harus menyediakan uang muka 25%, kendaraan roda empat dan non produktif minimal 30%. "Kami tidak mengkhawatirkan aturan FTV.

Pertumbuhan tetap positif, bisa melampaui target tahun ini atau minimal sama," katanya. Portofolio pembiayaan rumah dan kendaraan Bank Muamalat belum terlalu besar.

Hingga Oktober 2012, total pembiayaan yang disalurkan sebesar Rp 24,16 triliun. Sekitar 22% di antaranya mengalir ke perumahan dan 10% ke pembiayaan kendaraan.

BNI Syariah juga menyuarakan optimisme serupa. Imam Teguh Saptono, Direktur Bisnis BNI Syariah, mengatakan umumnya pembiayaan rumah syariah merupakan rumah pertama, sehingga nasabah tidak sensitif dengan kenaikan uang muka. Manajemen juga memiliki tabungan rencana bertajuk Tapenas Griya untuk nasabah yang ingin mengumpulkan uang muka.

BNI menargetkan bisnis pembiayaan rumah tahun depan tumbuh 40%. Angka ini lebih tinggi ketimbang prediksi akhir tahun nanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie