Aturan Kendaraan Listrik di AS Diperketat, Insentif Bakal Berkurang



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Sejumlah kendaraan listrik (EV) di Amerika Serikat (AS) bakal kehilangan atau mendapatkan pemotongan insentif atau kredit pajak yang sejatinya berlaku awal tahun ini. Ini dampak dari aturan baru yang diterbitkan akhir pekan kemarin.

Departemen Keuangan AS bakal memberlakukan aturan pajak kendaraan listrik yang lebih ketat pada beberapa model tanpa emisi tetapi memberi pembeli dua minggu lagi sebelum persyaratan baru berlaku pada 18 April 2023.

Hal tersebut tertuang dalam Undang-Undang Pengurangan Inflasi (IRA) yang ditandatangani oleh Presiden AS Joe Biden pada bulan Agustus yang menghilangkan batas penjualan EV pabrikan, tetapi memberlakukan persyaratan baru pada kredit EV, termasuk persyaratan perakitan Amerika Utara, batas kelayakan harga dan pendapatan pembeli.


Aturan tersebut bertujuan untuk menghilangkan ketergantungan AS pada China untuk rantai pasokan baterai EV. Dengan pedoman sumber baterai tersebut memicu persyaratan baru untuk mineral penting dan komponen baterai.

Baca Juga: FDIC Raup Keuntungan Senilai US$ 500 Juta dari Penjualan SVB kepada First Citizen

Ini juga dinilai merupakan bagian dari upaya Presiden Joe Biden untuk menghasilkan 50% penjualan kendaraan baru AS pada tahun 2030 EV atau hibrida plug-in.

Dampaknya, beberapa kendaraan akan mengalami pemotongan kredit pajak atau dihilangkan sama sekali. Contoh, Tesla menyebut kredit pajak Model 3 akan dikurangi sebagai hasil dari panduan tersebut.

CEO Alliance for Automotive Innovation John Bozzella mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tebakan terbaiknya adalah setelah aturan tersebut, sekitar 70% model EV di pasar akan memenuhi syarat untuk mendapatkan kredit pajak US$ 7.500

"Beberapa mobil listrik pasti memenuhi syarat untuk kredit parsial. Mengingat kendala undang-undang, Departemen Keuangan telah melakukan yang terbaik untuk menghasilkan aturan yang memenuhi undang-undang dan mencerminkan pasar saat ini," kata Bozzella dikutip dari Reuters (2/4).

IRA mensyaratkan 50% dari nilai komponen baterai untuk diproduksi atau dirakit di Amerika Utara agar memenuhi syarat untuk kredit pajak senilai US$ 3.750 dan 40% dari nilai mineral kritis yang bersumber dari Amerika Serikat atau mitra perdagangan bebas juga untuk kredit pajak senilai US$ 3.750.

Sebelumnya, Amerika Serikat dan Jepang telah menandatangani kesepakatan perdagangan mineral baterai EV. Departemen Keuangan mengatakan perjanjian mineral kritis yang baru dinegosiasikan dapat dianggap sebagai perjanjian perdagangan bebas. Panduan tersebut mencantumkan Jepang yang memiliki kesepakatan perdagangan bebas AS.

Pemerintah Korea Selatan menyambut baik aturan baru tersebut, menambahkan bahwa aturan tersebut mencerminkan pendapat industri baterai Korea Selatan secara substansial dan menghilangkan banyak ketidakpastian.

Baca Juga: Trump Jadi Mantan Presiden Pertama yang Didakwa Pidana, Perpercahan di AS Kian Meluas

Dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu, kementerian perdagangan negara itu mengatakan pemerintah berencana untuk mengadakan negosiasi lebih lanjut dengan AS mengenai persyaratan perusahaan Korea Selatan jika diperlukan.

China sebelumnya telah mengkritik aturan terkait EV di IRA, dengan mengatakan pada bulan September mereka dapat melanggar peraturan WTO.

Ford mengatakan pada bulan Februari akan menginvestasikan US$ 3,5 miliar untuk membangun pabrik baterai EV di Michigan, menggunakan teknologi dari perusahaan baterai China CATL.

Senator Republik Marco Rubio mengatakan undang-undang ini akan secara signifikan membatasi kelayakan kredit pajak IRA dan mencegah perusahaan China mendapat manfaat.

Editor: Anna Suci Perwitasari