JAKARTA. Kebijakan pengetatan uang muka pembelian rumah oleh Bank Indonesia (BI) dengan aturan loan to value (LTV) cukup menekan kredit pemilikan rumah (KPR) perbankan. Salah satunya Bank Mandiri yang mengalami penurunan penyaluran KPR sebesar 0,91% secara year on year (yoy) di akhir kuartal I 2015. Direktur Konsumer dan Retail Bank Mandiri, Hery Gunardi mengatakan, penurunan tidak terlalu besar hanya 0,91% yoy. Menurutnya, turunnya volume penyaluran KPR tak bisa dilepaskan dari dampak kebijakan LTV sejak pertengahan 2013. "Tak bisa dipungkiri juga situasi pertumbuhan ekonomi nasional yang melambat juga mempengaruhi permintaan kredit konsumer, termasuk KPR," ujar Hery, Jumat (24/4) Namun, dia bilang, kualitas penyaluran KPR masih bagus. Henry menyatakan tingkat rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) KPR masih sejalan dengan kredit konsumer di Bank Mandiri secara umum. "Sampai saat ini tingkat NPL masih kecil dibawah 2%. Belum perlu dikhawatirkan," jelas Hery. Tahun ini Bank Mandiri berupaya agar penyaluran KPR bisa kembali tumbuh. Namun, menurutnya tak ada strategi khusus untuk itu. "Mungkin kita hanya akan mendorong lebih besar penyaluran KPR pada rumah lama (rumah second). Karena potensinya cukup besar disini," pungkas Hery. Berdasarkan laporan keuangan Bank Mandiri kuartal I 2014, jumlah KPR yang disalurkan mencapai Rp 26,69 triliun. Jumlah tersebut menunjukkan pertumbuhan sebesar 10,78% secara yoy dibanding kuartal I 2013 yang mencapai Rp 24,09 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Aturan LTV pangkas realisasi KPR Bank Mandiri
JAKARTA. Kebijakan pengetatan uang muka pembelian rumah oleh Bank Indonesia (BI) dengan aturan loan to value (LTV) cukup menekan kredit pemilikan rumah (KPR) perbankan. Salah satunya Bank Mandiri yang mengalami penurunan penyaluran KPR sebesar 0,91% secara year on year (yoy) di akhir kuartal I 2015. Direktur Konsumer dan Retail Bank Mandiri, Hery Gunardi mengatakan, penurunan tidak terlalu besar hanya 0,91% yoy. Menurutnya, turunnya volume penyaluran KPR tak bisa dilepaskan dari dampak kebijakan LTV sejak pertengahan 2013. "Tak bisa dipungkiri juga situasi pertumbuhan ekonomi nasional yang melambat juga mempengaruhi permintaan kredit konsumer, termasuk KPR," ujar Hery, Jumat (24/4) Namun, dia bilang, kualitas penyaluran KPR masih bagus. Henry menyatakan tingkat rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) KPR masih sejalan dengan kredit konsumer di Bank Mandiri secara umum. "Sampai saat ini tingkat NPL masih kecil dibawah 2%. Belum perlu dikhawatirkan," jelas Hery. Tahun ini Bank Mandiri berupaya agar penyaluran KPR bisa kembali tumbuh. Namun, menurutnya tak ada strategi khusus untuk itu. "Mungkin kita hanya akan mendorong lebih besar penyaluran KPR pada rumah lama (rumah second). Karena potensinya cukup besar disini," pungkas Hery. Berdasarkan laporan keuangan Bank Mandiri kuartal I 2014, jumlah KPR yang disalurkan mencapai Rp 26,69 triliun. Jumlah tersebut menunjukkan pertumbuhan sebesar 10,78% secara yoy dibanding kuartal I 2013 yang mencapai Rp 24,09 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News