KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan telah resmi menetapkan besar subsidi bunga atau subsidi marjin Kredit Usaha Rakyat (KUR) terbaru. Aturan ini tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan (KMK) RI Nomor 317 tahun 2023. Dalam aturan tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menetapkan KUR super mikro sebesar 15%, untuk KUR Penempatan Pekerja Migran Indonesia sebesar 13,5%. Sementara itu, KUR Khusus disesuaikan berdasarkan nilai akad kredit/pembiayaan dengan beberapa ketentuan. Ketentuan tersebut di antaranya, untuk akad kredit/pembiayaan sampai dengan Rp 10 juta sebesar 12%, untuk akad kredit/pembiayaan di atas Rp 10 juta sampai dengan Rp 100 juta rupiah sebesar 10%, dan untuk akad kredit/pembiayaan di atas Rp 100 juta sampai dengan Rp 500 sebesar 5,5%.
Kemudian, untuk KUR Mikro dan KUR Kecil disesuaikan berdasarkan urutan akad kredit dengan ketentuan di antaranya, untuk akad kredit/pembiayaan pertama KUR Mikro sebesar 10%, KUR Kecil sebesar 5,5%.
Baca Juga: Dana Kelolaan Haji dan Umroh BCA Syariah Naik 68,5% Per Juli 2023 Untuk akad kredit/pembiayaan kedua KUR Mikro sebesar 9%, dan KUR Kecil sebesar 4,5%. Untuk akad kredit/pembiayaan ketiga, KUR Mikro sebesar 8% dan KUR Kecil sebesar 3,5%. Lalu, untuk akad kredit/pembiayaan keempat KUR Mikro sebesar 7% dan KUR Kecil sebesar 2,5%. Menanggapi hal tersebut,
Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengatakan bahwa, pihaknya menyambut baik KMK baru terkait besaran subsidi bunga/margin KUR tersebut. "Sebagai bank penyalur KUR, BRI akan mengikuti dan mematuhi KMK dimaksud sebagai bagian dari kelengkapan perangkat kebijakan penyaluran KUR yang diterbitkan," ujar Agustya kepada Kontan.co.id, Selasa (5/9). BRI pun telah menyiapkan berbagai strategi dalam meningkatkan penyaluran KUR di tahun ini, seiring dengan terbitnya aturan baru tersebut. Salah satu strategi utama perseroan yakni BRI masuk ke segmen yang lebih kecil (ultra mikro) dan menangkap potensi segmen ultra mikro melalui sinergi secara harmonis dengan penguasaan ultra mikro Pegadaian dan PMN. "Sinergi ini nantinya dimanfaatkan secara optimal bagi Perseroan untuk menciptakan sumber-sumber baru pendapatan (
new sources of income) sebagai penggerak baru bagi pertumbuhan bisnis perseroan (
new growth engine)," kata Agustya. Menurutnya, selain bertujuan untuk memperkuat sumber pertumbuhan baru,
holding ultra mikro juga berkontribusi pada pencapaian aspirasi
financial inclusion. Holding ultra mikro akan memberikan akses layanan keuangan yang lebih luas dan lebih mudah kepada segmen ultra mikro di Indonesia. Dengan adanya sinergi ini, bisnis model BRI, Pegadaian dan PNM yang saling melengkapi akan mampu memberikan
journey layanan keuangan yang terintegrasi untuk keberlanjutan pemberdayaan usaha ultra mikro. Model bisnis yang saling melengkapi tersebut dapat memberikan nilai tambah dalam menyediakan produk dan layanan keuangan yang terintegrasi dalam satu ekosistem.
Baca Juga: Kredit Bermasalah di BRI Tembus Rp 35,5 Triliun BRI juga terus meningkatkan efisiensi proses bisnis melalui revitalisasi mantri (tenaga pemasar),
enhancement BRISpot Mikro, serta memperbarui
operating model end to end tenaga pemasar, yang berdampak pada peningkatan produktivitas mantri dan penyaluran KUR secara umum. "Strategi lain yang ditempuh perseroan untuk terus mendorong KUR yakni membentuk
hyperlocal ecosystem dengan fokus pada ekosistem desa, pasar, kelompok pelaku usaha, dan komoditas tertentu," tandas Agustya. Untuk diketahui, hingga akhir Juli 2023 BRI telah menyalurkan KUR kepada 1,7 juta nasabah senilai Rp 76,65 triliun dengan NPL terjaga di level 2,33%. Sektor yang mendominasi penyaluran KUR BRI yakni sektor produksi dengan proporsi mencapai 56,27%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi