AUD perkasa tersokong sentimen China



JAKARTA. Mata uang Australia (AUD) menguat terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Pemicunya, data kredit kepemilikan rumah Australia selama November 2014 naik untuk pertama kali dalam tiga bulan menjadi 0,3%, dari bulan sebelumnya yang minus 0,4%. Hasil ini juga lebih tinggi dari prediksi analis 0,1%.

Mengutip data Bloomberg, Rabu (10/12) pukul 17.30 WIB, pasangan EUR/AUD turun 0,22% dari hari sebelumnya menjadi 1,4889. Pairing AUD/USD naik 0,39% menjadi 0,8325. Sedangkan, GBP/AUD turun 0,305 menjadi 1,8836.

Suluh Adil Wicaksono, analis Millenium Penata Futures, mengatakan, penguatan aussie terhadap dollar AS terjadi karena data home loan Australia bulan November meningkat. Suluh mengatakan, data kredit kepemilikan rumah yang meningkat menjadi 0,3% mampu meredam pengaruh data ekonomi China sebagai mitra dagang utama Australia yang tercatat negatif.


Inflasi China bulan November turun menjadi 1,4% dari bulan sebelumnya sebesar 1,6%. Indeks harga produsen (PPI) juga turun menjadi -2,7% dari bulan sebelumnya sebesar -2,2%, menandakan bahwa ekonomi Negeri Panda masih dalam tekanan.

Kendati menguat, Suluh melihat AUD akan bergerak konsolidasi cenderung turun menanti rilis data indeks pengangguran Australia bulan November yang diprediksi naik dari 6,2% menjadi 6,3%.

Senada, analis PT Monex Investindo Futures Putu Eka Pransuamitra menilai, pelemahan euro terhadap aussie terjadi karena data pinjaman perumahan Australia naik.Data ini sangat mempengaruhi pergerakan mata uang aussie. Pasalnya, harga properti di Australia terus mendaki sehingga pinjaman perumahan dua bulan sebelumnya turun. Ini dikhawatirkan bisa mengancam terjadinya bubble sektor properti.

Analis Megagrowth Futures Wahyu Tri Wibowo memaparkan bahwa saat ini pasangan GBP/AUD melemah hanya karena faktor overbought. GBP sudah mencapai titik tertinggi membuat harga GBP menemukan berbalik arah dan cenderung melemah. Menurutnya, AUD sebenarnya tidak didukung data ekonomi yang bagus. Sebagai mata uang komoditas, AUD semestinya sedang anjlok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie