Audi belum tertarik bangun pabrik di Indonesia



JAKARTA. Kementerian Perindustrian segera menerbitkan insentif Kendaraan bermotor dalam keadaan terurai tidak lengkap (Incompletely Knocked Down/IKD)

Insentif ini ditargetkan untuk Agen Pemegang Merek (APM) yang merek premium dan volume penjualan di Indonesia masih rendah.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan aturan itu akan diberikan bagi mobil seharga off the road di atas Rp 500 juta. Sehingga bisa mengurangi APM yang mengimpor utuh langsung alias Completely Built Up (CBU).


"Kita harapkan mereka sudah lokalisasi komponen lokal yang dibuat di Indonesia. Sehingga bila volume penjualan naik, otomatis investasi bisa lebih besar," kata Putu, Kamis (27/4)

Menurutnya tujuan awal tentu saja agar bisa meningkatkan tingkat kandungan lokal. Hal ini juga jadi strategi pemerintah, supaya tidak memaksakan langsung APM buat pabrik tanpa bila ada volume tinggi. "Negara ASEAN lain sudah menerapkan. Kita jangan sampai ketinggalan," kata Putu.

Saat ini aturan tersebut sudah berada di biro hukum Kemenperin. Seharusnya penerbitan sudah dijadwalkan awal tahun ini namun ditargetkan sampai akhir tahun sudah selesai.

PT Garuda Mataram Motor, selaku distributor Audi pun belum ada niatan. Andrew Nasuri, CEO PT Garuda Mataram Motor bilang pihak prinsipal masih bermasalah dalam skandal emisi gas buang.

Sehingga untuk saat ini, pihak Audi masih mengurus internal baru nantinya berpikir untuk investasi. "Peluang tapi masih ada," kata Andrew, Kamis (27/4).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto