JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan, audit fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) timah di Bangka Belitung dan Kepulauan Riau jauh dari yang diharapkan. Pasalnya, hasil audit masih belum mampu mengindentifikasi bahan baku industri timah tersebut. Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM, Mochtar Husein mengatakan, audit smelter timah yang dilakukan pada awal bulan Maret lalu, belum bisa ungkap asal bahan baku dan produksi. Mochtar mengatakan, ada 47 smelter di wilayah Bangka Belitung. Namun hanya 29 smelter yang aktif berproduksi. Karena itu, pihaknya kesulitan mendapatkan data produksi dan cadangan timah dari pemegang Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP) yang memasok bahan baku ke smelter tersebut.
Audit smelter belum ungkap asal bahan baku timah
JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan, audit fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) timah di Bangka Belitung dan Kepulauan Riau jauh dari yang diharapkan. Pasalnya, hasil audit masih belum mampu mengindentifikasi bahan baku industri timah tersebut. Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM, Mochtar Husein mengatakan, audit smelter timah yang dilakukan pada awal bulan Maret lalu, belum bisa ungkap asal bahan baku dan produksi. Mochtar mengatakan, ada 47 smelter di wilayah Bangka Belitung. Namun hanya 29 smelter yang aktif berproduksi. Karena itu, pihaknya kesulitan mendapatkan data produksi dan cadangan timah dari pemegang Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP) yang memasok bahan baku ke smelter tersebut.